Alasan Kenapa Abah Ma'ruf Tak Terlihat Populer

| 17 Feb 2020 15:07
Alasan Kenapa Abah Ma'ruf Tak Terlihat Populer
KH Ma'ruf Amin (Anto/era.id)
Jakarta, era.id - Hasil survei Indo Barometer menempatkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin lebih rendah dibanding Presiden Joko Widodo. Hasil itu dianggap wajar karena sosok pria yang akrab disapa Abah Ma'ruf ini jarang terlibat dalam eksekusi kebijakan pemerintahan.

Selama 100 hari ini, peran Ma'ruf Amin memang tidak terlihat dan lebih didominasi oleh Jokowi. Bahkan, kalah tampil dengan menteri-menteri yang ada di Kabinet Indonesia Maju.

"Mungkin karena memang Ma’ruf tidak terlibat langsung dalam eksekusi program-program yang ada, jadi belum kelihatan peran strategisnya dalam melaksanakan program pemerintah," ujar Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay saat dihubungi, Senin (17/2/2020).

Saleh mengatakan, jika dibandingkan dengan sejumlah menteri, misalnya seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, keterlibatan Ma'ruf Amin dalam mengeksekusi program pemerintahan juga sangat jarang.

Selain itu, Saleh mengatakan, faktor tugas yang diberikan Jokowi kepada wakilnya juga ikut membuat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ma'ruf rendah. Pasalnya Jokowi hanya menugaskan Ma'ruf dalam program deradikalisasi saja.

"Saya dengar, salah satu tugas Wapres adalah fokus dalam bidang program deradikalisasi. Kalau itu, tentu porsinya sangat sedikit," katanya.

Dia menambahkan, Ma'ruf Amin juga jarang menghadiri acara-acara seremonial di daerah-daerah. Hal tersebut juga membuat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ketua MUI ini rendah.

"Kalau yang sifatnya seremonial dalam bidang pembangunan fisik dan infrastruktur, keikutsertaannya masih tergolong sedikit," pungkasnya.

Sementara itu, Juru bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi mengatakan pemberitaan soal Ma'ruf kurang terekspos dan kini Wapres tengah melakukan langkah-langkah strategis ke depan.

"Jadi gini, contoh ya ada kondisi di mana Wapres dalam 3 bulan ini itu sedang melakukan penyusunan langkah-langkah strategis untuk berkoordinasi dengan sejumlah kementerian negara dan itu beberapa kali dilakukan. Sekarang juga sedang disusun ya, tetapi itu tidak pernah menjadi berita penting, tidak pernah menjadi penting," katanya, Senin (17/2/2020).

"Dan Wapres memang tidak memperhatikan itu sebagai satu hal yang penting. Apakah itu diberitakan atau tidak diberitakan," imbuhnya.

Sebelumnya, lembaga survei Indo Barometer mencatat kepuasan publik terhadap kinerja Ma'ruf rendah. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Ma'ruf bahkan tak sampai menyentuh angka 50 persen.

Dalam 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, sebesar 70,1 persen publik puas dengan kerja Presiden Jokowi. Sementara yang tidak puas sebesar 27,4 persen.

Sedangkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin jauh lebih rendah, yaitu 49,6 persen. Sedangkan yang tidak sebesar 37,5 persen.

"Jika dibandingkan dengan survei 2015, yang puas dengan kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla 53,3 persen Sementara yang tidak puas 38,8 persen. Jadi lumayan cukup jauh perbedaannya," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari dalam paparan hasil survei di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (16/2).

 

Rekomendasi