Menurut laporan The Informantion yang sumbernya didapat dari orang dalam, mengatakan bahwa kedua perusahaan ini telah menjajaki rencana untuk konsolidasi. Lebih lanjut Presiden Grab Ming Maa dan CEO Gojek Andre Soelistyo, telah melakukan pertemuan untuk mendiskusikannya rencana merger tersebut.
"Diskusi soal merger menjadi serius dalam beberapa bulan terakhir. Di mana kedua perusahaan mencoba untuk membendung kerugian yang ditimbulkan dari persaingan pangsa pasar," demikian dikutip dari The Information.
Tapi pembicaraan tersebut dikabarkan menemukan halangan yaitu tentang siapa yang akan mengontrol entitas yang telah digabungkan. Gojek dilaporkan tidak ingin operasinya dilebur ke dalam Grab.
Sedangkan Grab memberitahu investor besarnya bahwa Gojek ingin perjanjian di mana pemegang sahamnya ingin memiliki 50 persen dari operasi gabungan perusahaan di Indonesia. Namun, Grab disebut ingin mengontrol entitas gabungan ini, termasuk operasi di Indonesia.
Gojek telah mengeluarkan pernyataan yang menepis rumor merger kedua perusaan tersebut. "Tidak ada rencana merger dan pemberitaan yang beredar di media terkait hal tersebut tidak akurat," kata Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita. Sementara Grab enggan berkomentar terkait isu ini, sebagaimana dikutip dari Straitstimes.
Jika pun rumor mengenai merger ini benar terjadi di kemudian hari, maka Grab atau Gojek bisa menjadi perusahaan start up jumbo dengan nilai valuasi yang cukup fantastis. Apalagi keduanya sama-sama telah mendapatkan gelontoran dana segar dari sejumlah investor besar.
Sebut saja Grab baru saja mendapat suntikan dana segar sekitar 80 miliar yen atau sekitar Rp 9,8 triliun dari bank terbesar di Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group atau MUFG. Hal ini membuat valuasi dana Grab disebut-sebut mencapai 14 miliar dolar AS (Rp125,1 triliun).
Sedangkan Gojek sendiri, kini telah mengumpulkan investasi lebih dari 3 miliar dolar AS dengan total valuasi mencapai 10 miliar dolar AS. Terlebih Gojek yang baru saja membeli sebagian saham Blue Bird, sebesar Rp410 miliar.
Persaingan kedua start up decacorn ini tak hanya di bidang transportasi, namun juga dalam layanan pengantaran makanan-minuman, pengiriman barang, sistem pembayaran, dan lainnya. Baik Gojek dan Grab sama-sama telah melakukan ekspansi ke beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand.