Lebih dari 4.000 orang tewas di China, dan yang terbanyak di kota Wuhan, sebagai pusat penyebaran penyakit yang diberi nama COVID-19 oleh WHO ini. Akhirnya pemerintah China menutup akses kota Wuhan dan Provinsi Hubei, pada pertengahan Februari lalu. Warga Provinsi Hubei dilarang keluar rumah dan meninggalkan kota hingga hampir dua bulan lamanya.
Kini pemerintah China sudah membuka kembali provinsi Wuhan karena tak lagi menemukan kasus penularan virus korona. Aktivitas warga sehari-hari mulai menggeliat, jalan-jalan mulai ramai, dan kegiatan jual beli di pasar mulai bergerak.
Pasar Huanan atau Huanan Seafood market pun sudah buka kembali. Padahal virus korona baru pertama kali ditemukan di pasar yang memperdagangkan hewan-hewan langka untuk dikonsumsi manusia. Hal itulah yang menyebabkan virus yang biasa menyerang binatang itu akhirnya menulari manusia.
"Pasar telah kembali beroperasi dengan cara yang persis sama seperti yang mereka lakukan sebelum adanya virus korona," ujar seorang koresponden ketika mengunjungi pasar, seperti dilansir Dailymercury, Selasa (31/3/2020).
Namun, nampaknya para pedagang mulai buka secara ilegal karena pemerintah China sudah melarang penjualan hewan liar di pasar tersebut pada Februari lalu.
"Satu-satunya perbedaan adalah penjaga keamanan mencoba menghentikan siapa pun untuk mencoba memotret keadaan pasar." lanjutnya.
Ini bukan virus pertama yang dikaitkan dengan pasar hewan liar. Wabah SARS pada tahun 2003 juga diduga berasal dari pasar Huanan.
Sebuah studi yang diterbitkan pada 2007 dari para peneliti di Universitas Hong Kong menyatakan bahwa budaya makan di pasar basah ini sebagai "bom waktu" untuk mutasi virus baru.
"Virus korona dikenal menjalani rekombinasi genetik, yang dapat mengarah pada genotipe dan wabah baru," tulis hasil studi tersebut.