Dosa Ibu Kota

| 03 Feb 2018 10:00
Dosa Ibu Kota
Ilustrasi: Pixabay
Jakarta, era.id - Kasus gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua menunjukkan pemerataan pembangunan masih sangat jauh dari kata tercapai. Jauhnya jarak Asmat dari titik pendaratan pesawat terdekat di Timika serta sulitnya medan jadi dalih pemerintah.

Namun, fakta adanya sembilan anak penderita gizi buruk di Cilincing, Jakarta Utara membuat kita sadar, masalah ini bukan cuma soal pemerataan pembangunan. Yang jadi pertanyaan, apa kabar UUD 1945 mengenai fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara?

Sebab, jelas, tak akan ada kendala soal transportasi di Jakarta, apalagi medan berat menembus kampung-kampung, sebagaimana terjadi di Asmat. Kepastian adanya penderita gizi buruk di Cilincing terkonfirmasi dari Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Utara, Helmi.

Menurut Helmi, angka tersebut jauh lebih kecil dibanding temuan Sudinkes yang mencatat, setidaknya terdapat 34 orang penderita gizi buruk di Jakarta Utara. "Dan (34 orang) itu yang kita tangani sekarang. Ini yang baru-baru," kata Helmi saat dikontak era.id, Jumat (2/2/2018).

Lebih parah dari Papua

Meski telah membenarkan keberadaan penderita gizi buruk di Jakarta Utara, Helmi mengaku belum memiliki data rinci soal kasus ini, termasuk data domisili kependudukan dari para penderita. Selain itu, Helmi juga tak dapat merinci sebaran penderita gizi buruk di wilayahnya.  

"Saya memang belum cek apakah jumlah penderita tadi berapa yang memiliki KTP DKI, berapa yang tidak," kata Helmi.

Merujuk pada data yang berhasil era.id temukan di situs Kementerian Kesehatan, gizi.depkes.go.id, dengan mengakses data semua tahun dan semua bulan dalam indeks situs tersebut, angka sebaran penderita gizi buruk di Jakarta jadi salah satu yang terparah.

Tercatat  ada 187 penderita gizi buruk di Jakarta, bahkan jauh lebih tinggi dari sebaran penderita gizi buruk di Papua. Di ujung negeri ini tercatat hanya tiga orang --dengan catatan situs ini menghimpun datanya melalui laporan SMS.

Jawaban Anies

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memastikan akan mencari tahu persoalan ini. Bagi Anies, gizi buruk di ibu kota tak dapat ditoleransi. "Enggak boleh, kalau itu sampai terjadi maka itu adalah kondisi yang tidak bisa ditoleransi," kata Anies.

Sebagai langkah awal, Anies akan memerintahkan jajarannya terjun ke kampung-kampung. Mendata keberadaan masyarakat miskin ibu kota dan mencari lokasi penderita gizi buruk lewat tinjauan langsung.

"Saya bertemu mereka (lurah) dan salah satu bahannya soal memastikan tidak ada warga yang kekurangan gizi dan bila ada masalah, jangan menunggu sampai menjadi berita," ucap Anies.

Anies juga meminta masyarakat untuk tidak menyimpulkan permasalahan ini terlalu cepat. Menurutnya, butuh pendalaman untuk mengungkap kebenaran perihal kasus ini. "Jangan buru-buru menyimpulkan ada permasalahan ekonomi. kita cek nanti," tutup Anies.

 

Tags : gizi buruk
Rekomendasi