Demokrat Lawan PKB, Adu Unggul Jagoan Cawapres

| 09 Nov 2017 17:55
Demokrat Lawan PKB, Adu Unggul Jagoan Cawapres
Diskusi Dialektika Demokrasi (ZAKIYAH/era.id)
Jakarta, era.id - Kendati masih jauh dari ramalan, sosok bakal calon wakil presiden 2019 hangat diperbincangkan. Partai Demokrat (PD) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saling adu unggul soal jagoan mereka yang dianggap pantas masuk daftar calon. Perdebatan itu terkupas dalam Diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung Media Center DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Ketua Departemen Urusan DPR DPP-PD Jansen Sitindaon mengunggulkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia menilai kegagalan AHY di Pemilihan Gubernur DKI tidak mematikan langkahnya di kancah politik. Jansen tetap optimis, AHY masuk daftar bakal cawapres pada 2019 nanti.

Menurut Jansen,  kesempatan besar masih terbuka bagi AHY. Berbagai survey menyebutkan, elektabilitas AHY meraih angka tertinggi sebagai bakal cawapres mendatang yakni 14,3 persen. Menurut Jansen, Pilgub yang lalu itu cuma gladi resik untuk mengantarkan AHY menuju pilpres 2019. "Jadi, ongkosnya pilgub, tapi pencapaiannya pilpres," jelas Jansen.

Usai kegagalannya menjadi Gubernur DKI Jakarta pada awal 2017 lalu, kata  Jansen, putra mantan presiden RI itu masih tetap bergerilya mencari dukungan.

"AHY gencar mendorong kader-kader muda Partai Demokrat. Sementara Demokrat sudah menganggap, waktunya pemuda-pemuda kini pimpin Indonesia," kata Jansen.

Dalam diskusi tersebut, Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi PKB, Maman Imanul Haq mengunggulkan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai sosok yang tepat menjadi cawapres. Menurutnya, Presiden Jokowi butuh pendamping yang dekat dengan santri.

Memang, saat ini Jokowi berhasil melakukan pembangunan yang masif, tapi kata Maman, ada hal lain yang perlu dioptimalkan, yakni manusia Indonesia.

"Program revolusi mental itu masih belum selesai, belum lagi banyak yang kini menggoreng isu SARA karena itu Jokowi butuh pendamping yang dekat dengan santri, dan pendamping yang menurut saya tepat adalah Muhaimin Iskandar," ujarnya.

Pengamat politik, Sirojudin Abbas menengahi perbincangan seru itu. Menurutnya, calon presiden pada 2019 nanti membutuhkan wakil yang dapat melengkapi kekurangan. Seperti halnya Jokowi yang memilih Jusuf Kalla menjadi wakilnya. Jokowi menginginkan wakilnya yang memiliki pemahaman akan dunia perekonomian.

Tags :
Rekomendasi