Virus Korona Masih Dianggap Warga Tak Bahaya

| 14 Apr 2020 12:36
Virus Korona Masih Dianggap Warga Tak Bahaya
Sekretaris yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad (Dok. Pemprov Jabar)
Bandung, era.id - Virus korona baru ternyata masih dianggap tidak berbahaya oleh beberapa kalangan warga. Sikap ini tentu berbahaya karena akan membuat upaya pencegahan terhadap penularan virus kurang efektif. 

Di Jawa Barat, rendahnya kewaspadaan terhadap COVID-19 dapat dilihat dari terus bertambahnya jumlah pasien positif, PDP, maupun ODP. Sekretaris yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad mengakui sosialisasi tentang pencegahan virus SARS-CoV-2 perlu terus ditingkatkan di masyarakat Jawa Barat.

Data perkembangan COVID-19 di Jabar hingga Senin (13/4) menunjukkan jumlah pasien positif COVID-19 sebanyak 450 orang, jumlah pasien positif yang meninggal 43 orang, jumlah pasien positif yang sembuh 13 orang. Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dari total 2.466, kini berkurang menjadi 1.360. Kemudian orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 14.904 orang. 

“Melihat data ini artinya di wilayah Jabar masih perlu terus ditingkatkan mengenai sosialisasi physical distancing dan social distancing, mengenai pemakaian masker, dan cuci tangan. Ini masih harus terus disosialisasikan, masyarakat harus terus diedukasi,” kata Daud, Senin (14/4). 

Dengan masih minimnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan, Daud bilang potensi penyebaran virus korona baru masih besar. Untuk itu ia meminta masyarakat patuh melakukan jaga jarak dan menjalani kehidupan bersih dan sehat.

“Jangan lupa kalau keluar rumah pakai masker. Tetap di rumah jika tidak ada keperluan sangat mendesak,” ujarnya.

Menurutnya, pencegahan merupakan faktor penting dalam menghadapi wabah yang hingga kini telah menginfeksi lebih dari 1 juta warga dunia. Jika pencegahan tidak maksimal, tahap berikutnya adalah pengobatan atau perawatan.

Mengenai pengobatan, Pemprov Jabar saat ini telah menambah fasilitas layanan kesehatan dari 34 rumah sakit rujukan menjadi 105 rumah sakit rujukan. Ada beberapa fasilitas milik pemerintah daerah yang sudah difungsikan menjadi ruang isolasi. Salah satunya kantor BPSDM yang kini merawat 33 PDP positif tanpa gejala dan yang bergejala ringan.

“Yang masuk ke sana (BPSDM) ada yang positif tanpa gejala, ada gejalanya yang paling rendah, masuk isolasi di sana. Mereka alhamdulillah betah di sana, pelayanannya bagus, nyaman, artinya pikiran mereka tidak akan stres ini akan tambah imunitas di tubuh mereka. Mudah-mudahan mereka cepat selesai pengawasannya dan cepat kembali ke rumahnya,” kata Daud.

Rekomendasi