Pernyataan kontroversial itu ditentang oleh sejumlah ahli dan dokter. Menurut Sarah Jarvis, Direktur Klinis Patientaccess.com, kemungkinan kentut menularkan korona sangatlah kecil.
Penularan paling parah, lanjut dia, hanya bisa dilakukan dari kontak fisik langsung dengan orang yang positif COVID-19.
"Kemungkinan penularan dari kentut sangat kecil. Anda jauh lebih memungkinkan tertular lewat kontak langsung yang bersin atau batuk. Atau dengan menyentuh dorplet di tanganmu ketika kamu menyentuh benda," kata Jarvis, dikutip dari The Sun, Senin (20/4/2020).
Tak hanya Jarvis yang membantah pernyataan kontroversial tersebut. Dokter Norman Swan juga turut klarifikasi pernyataan sesat itu lewat podcast Coronacast di ABC. Menurutnya, orang-orang enggak perlu khawatir tertular korona dari kentut karena terhalang oleh celana bahan.
"Kita selalu memakai celana yang menutupi kentut kita setiap saat," katanya.
Pusat pengendalian dan Pencegahan penyakit di China juga setuju atas pernyataan Norman Swan soal celana yang bisa menghalangi penyebaran virus lewat kentut. Meskipun kentut kemungkinan kecil bisa menularkan virus SARS-CoV-2.