Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan secara daring yang dipantau di Jakarta, Jumat (24/4/2020), mengatakan penularan virus bisa terjadi di tempat umum ataupun transportasi umum yang digunakan selama perjalanan ke kampung halaman.
"Karena kita yakin perjalanan kita tidak aman. Akan sangat mungkin kita bertemu atau berkontak dekat dengan orang lain tanpa gejala, atau orang dengan gejala sangat ringan," kata dia.
Yurianto yang juga merupakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menjabarkan penularan tersebut bisa terjadi di kendaraan umum, saat berada di terminal, di rest area di jalan tol, dan toilet umum di sepanjang perjalanan.
Atau bahkan pemudik itu sendiri yang membawa virus dengan tanpa gejala, atau bergejala ringan seperti batuk ringan dan demam tidak terlalu tinggi. Hal itu sangat berpotensi menularkan virus pada keluarga di kampung halaman karena para pemudik berasal dari wilayah yang sudah terjangkit virus COVID-19.
"Kita tidak pernah tahu siapa yang membawa virus, banyak orang tanpa gangguan yang tidak bisa kita bedakan dengan mata biasa. Jangan bepergian, jangan mudik menjadi kunci," kata dia.
Dia meminta agar masyarakat tetap berada di rumah, menggunakan masker bila harus keluar rumah, batasi waktu jika keluar rumah, jaga jarak, hindari kerumunan orang, jangan naik kendaraan umum yang penuh sesak, beli makanan dan minuman dibungkus dan dimakan di rumah serta gunakan jasa pengantaran bila memungkinkan, dan secepatnya selesaikan urusan kemudian segera pulang ke rumah.
Infografik (Dok. BNPB)
Sementara data pasien sembuh dari penyakit COVID-19 hingga Jumat pukul 12.00 WIB mencapai 1.002 orang atau bertambah 42 orang dari total kasus positif sebanyak 8.211 di seluruh Indonesia.
Kasus positif bertambah 436 orang dan yang meninggal bertambah 42 orang sehingga totalnya menjadi 689 jiwa meninggal dunia. Jumlah tersebut bertambah dibandingkan data Kamis (23/4) yaitu kasus positif 7.775 orang, pasien sembuh 960 orang, dan meninggal dunia 647 jiwa.
Secara akumulatif pemerintah telah melakukan tes RT-PCR sebanyak 64.054 spesimen yang diambil dari 50.563 orang dengan memanfaatkan 45 laboratorium di seluruh Indonesia. Dari pemeriksaan tersebut sebanyak 8.211 orang positif COVID-19 dan 42.352 orang negatif.