Strategi yang dijalankan Kanselir Jerman, Angela Merkel, disebut-sebut berperan besar dalam mengendalikan COVID-19 di Jerman. Cerita keberhasilan sang kanselir disinggung dalam Webinar 3S (Sumbang Saran Solutif): Komunikasi Kesehatan Memang Urgent! yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Jumat (24/4).
Salah seorang narasumber webinar, Aang Koswara, melihat keberhasilan Angela Merkel dari sisi strategi komunikasi di mana sang kanselir menerapkan sistem komunikasi satu pintu.
Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad tersebut bilang, kebijakan pemerintah Jerman yang hanya menampilkan satu sumber informasi dinilai telah berhasil mencegah kesimpangsiuran, sehingga tingkat kepatuhan masyarakat terhadap aturan pemerintah dalam melakukan pencegahan pandemi lebih tinggi.
Berbeda dengan di Indonesia di mana informasi tentang COVID-19 begitu riuh. Bahkan penyampaian data pasien saja berbeda-beda.
Aang berpendapat, informasi COVID-19 yang disampaikan harus diselaraskan, jangan bertolak belakang dan berulang-ulang. "Inilah mengapa one voice with one clear message sangat penting untuk keadaan seperti ini," tegas Aang yang saat ini sedang menyelesaikan studi S3 di Institut für Interkulturelle Kommunikation, Ludwig Maximilian Universität, München, Jerman.
Jerman menjalankan strategi komunikasi bukan hanya untuk mengatasi hoaks, tetapi untuk menghindari kepanikan massal yang dapat berakibat lebih buruk dari pandemi itu sendiri. Strategi komunikasi inilah yang diyakini sebagai salah satu penyebab keberhasilan Jerman sebagai negara dengan angka kematian akibat COVID-19 terendah di dunia.
Narasumber lainnya, Dr. Susanne Dida, MM yang juga Kepala Pusat Studi Komunikasi Kesehatan Unpad, menyinggung betapa banyaknya masyarakat yang stres karena diterpa kabar tidak akurat mengenai wabah korona. Tidak ada pengelolaan informasi yang terawasi menciptakan informasi yang tumpang tindih, ditambah dengan bermunculannya berita hoaks.
Susanne menekankan, pesan COVID-19 yang disampaikan ke masyarakat harus mudah dimengerti, karena inti dari komunikasi kesehatan ini adalah bagaimana caranya agar pesan sampai ke masyarakat.
"Etika komunikasi kesehatan doing good, doing right harus diterapkan di saat seperti ini. Informasi yang disampaikan haruslah jujur, otentik, bertanggung jawab, juga adil," jelasnya.