Dikutip dari Daily Mail, Selasa (28/4/2020), Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan penjara dalam keadaan darurat pada Jumat (24/4) malam. Hal ini disebabkan lonjakan kasus pembunuhan yang terjadi saat itu.
Para narapidana merupakan anggota gangster yang dikumpulkan secara bersamaan. Presiden berusia 38 tahun itu memerintahkan pengurungan selama 24 jam penjara untuk anggota gangster.
Ia juga mengatakan kepada pemimpin gangster, bahwa mereka akan dikirim ke sel isolasi setelah melakukan kasus 22 kasus pembunuhan dalam satu hari itu.
"Tidak ada kontak dengan dunia luar. Toko-toko akan tetap ditutup dan semua kegiatan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut." tulis Presiden Bukele di Twitter.
Bukele mengatakan akan melakukan penguncian 'darurat maksimum' yang akan diberlakukan usai para gangster masuk ke sel isolasi.
Kondisi para tahanan di penjara El Salvador. (Foto: Daily Mail)
Sementara, pihak kepolisian akan menyelidiki lebih lanjut terkait kasus 22 pembunuhan dalam sehari yang dilakukan pada hari Jumat (24/4).
Seorang juru bicara kepolisian mengatakan jumlah itu adalah kasus pembunuhan tertinggi dalam satu hari sejak Bukele menjabat pada Juni tahun lalu.
Beberapa tahun yang lalu, El Salvador juga pernah mengalami gangguan dari gangster yang dikenal sebagai Maras. Hal ini secara otomatis menjadikan negara ini memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di Amerika.
Namun, di bawah kepemimpinan Bukele angka pembunuhan berhasil turun signifikan dan negara Amerika Tengah dalam beberapa bulan terakhir pernah mencatat hari tidak ada kasus pembunuhan.
El Salvador telah memberlakukan beberapa langkah paling keras di Amerika untuk memerangi penyebaran COVID-19. Negara yang berbatasan dengan Honduras dan Guatemala itu memulai lockdown pada 22 Maret 2020 dan membuat aturan bagi pelanggar lockdown dengan hukuman penjara.