3 Penumpang Commuter Line Positif COVID-19, Salah Siapa?

| 03 May 2020 22:38
3 Penumpang Commuter Line Positif COVID-19, Salah Siapa?
Ilustrasi kepadatan KRL (Foto: Anto/era.id)
Jakarta, era.id - 27 April lalu, media sosial riuh karena gambar padatnya penumpang Commuter Line Bogor-Jakarta di saat sudah penerapan PSBB. Dari 325 penumpang yang dicek dengan swab test Polymerase Chain Reaction (PCR), hasilnya: 3 orang positif terdeteksi virus corona.

Penemuan ini pertama kali diunggah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di akun Twitter miliknya, Minggu (3/5/2020). Ridwan kembali mempertanyakan kalau ada bahaya mengancam ketika keberadaan commuter line di kala pandemik COVID-19 masih dipertahankan.

"PSBB bisa gagal. Sdh dilaporkan ke gugus tugas pusat & kemenhub. Semoga ada respon terukur dari pihak operator KRL," tulis pria yang akrab disapa kang Emil.

PT Kereta Commuter Indonesia bilang, indikasi ketiga pengguna tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG) yang sebelumnya tidak pernah mengetahui mereka sedang membawa virus. Fakta ini sejujurnya sudah bikin waswas.

Pihak Commuter Line padahal sudah coba mengantisipasi penyebaran COVID-19. Mulai dari cek suhu tubuh, wastafel di stasiun dan wajib menggunakan masker dan aturan lainnya. Namun pertahanan itu runtuh seketika oleh kedatangan orang dengan status OTG.

PT KCI juga sudah melengkapi seluruh kereta dengan marka pada bangku dan tempat duduk untuk mengatur posisi pengguna agar tercipta jarak aman. Belum lagi dengan menerjunkan prajurit TNI, Polri dan Satpol PP maupun dinas perhubungan di stasiun. 

Keberadaan Commuter Line memang sempat jadi perdebatan. Sejumlah kepala daerah di Jabodetabek meminta agar operasional angkutan sejuta umat ini dihentikan dulu. Tapi Plt Menhub Luhut Panjaitan menolak.

Kini PT KCI pasang startegi baru. Terhitung mulai besok, Senin 4 Mei, tak ada toleransi kereta yang mengangkut melebihi kapasitas. Kalau ada yang tak patuh terhadap marka, maka kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta. 

"Dari 761 perjalanan KRL yang beroperasi setiap harinya, 90% perjalanan berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba dalam keterangan tertulisnya.

Kepadatan yang sempat terjadi selama masa PSBB di Jakarta dan kota-kota penyangganya berdasarkan catatan KCI adalah pada 13 April ketika hari kerja pertama PSBB di Jakarta dan banyak perusahaan yang belum menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah, kemudian pada 20 April kepadatan terjadi di luar  Stasiun Cilebut, dan pada 30 April lalu pada KA 1178, dimana perubahan jadwal kerja pada bulan Ramadhan dan menjelang waktu berbuka puasa membuat pengguna berkonsentrasi mengejar jadwal KRL yang memungkinkan mereka berbuka di rumah. 

Rekomendasi