Deklarasi Bersama KTT Gerakan Non-Blok Melawan Korona

| 05 May 2020 08:31
Deklarasi Bersama KTT Gerakan Non-Blok Melawan Korona
Presiden Jokowi (Dok. BPMI)
Jakarta, era.id - Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (KTT GNB) yang dihadiri 39 negara termasuk Indonesia dan diselenggarakan secara virtual, Senin (4/5) malam, menghasilkan sebuah deklarasi bersama terkait keprihatinan terhadap dampak COVID-19.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan tiga hal yang dapat diprioritaskan oleh Gerakan Non-Blok (GNB) untuk menangani pandemi global COVID-19.

"Pertama, perkuat solidaritas politik antara kita, karena hanya dengan bekerja sama, kita dapat memenangkan peperangan ini," ujar Presiden Jokowi, saat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin malam.

Presiden Jokowi juga mengajak negara anggota GNB untuk memfokuskan energi dan waktu sepenuhnya guna mengatasi tantangan pandemi COVID-19.

Hal yang kedua, Presiden menekankan pentingnya kerja sama yang konkret antara negara GNB, terutama dalam perolehan obat dan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau.

“Kedua, terjemahkan solidaritas politik ini jadi kerja sama yang konkret. Kita harus berjuang untuk mendapatkan akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau,” kata Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden juga menekankan agar rezim paten dan hak kekayaan intelektual terkait obat dan vaksin dapat diterapkan secara fleksibel demi kemanusiaan. Selain itu, Kepala Negara RI itu juga mengajak untuk memperkuat kerja sama dalam pemulihan rantai pasokan global produk kesehatan dan kebutuhan pangan.

"Ketiga, penguatan kemitraan global bagi negara berkembang. Kita perlu suarakan dan perjuangkan komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan, keringanan utang, maupun kewajiban pembayaran utang dari kreditur resmi (official creditors) dapat dialihkan untuk pembiayaan penanganan COVID-19," ujar Presiden.

Presiden menambahkan bahwa komitmen dari kelompok G-20 untuk penangguhan pembayaran utang bagi negara berpendapatan rendah perlu direalisasikan. Pada akhir sambutannya, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa multilateralisme harus tetap menjadi landasan kerja sama internasional.

"Ke depan, negara berkembang harus berjuang untuk memperbaiki tata kelola kesehatan global, agar kita lebih siap menangani pandemi di masa depan," ujarnya lagi.

 

Presiden juga mengingatkan bahwa 59 tahun lalu GNB didirikan untuk melawan “musuh bersama” yakni imperialisme dan neokolonalisme. Saat ini “musuh bersama” bagi negara anggota GNB adalah COVID-19.

Menurut Presiden, pandemi ini masih jauh dari usai. Oleh sebab itu, Presiden mengajak negara-negara GNB untuk bergerak cepat, cermat dan strategis.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi dalam pernyataan persnya dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa dini hari menyampaikan KTT GNB menyepakati pembentukan gugus tugas Gerakan Non-Blok yang bertugas menyusun database kebutuhan medis dan kemanusiaan negara GNB untuk selanjutnya disampaikan ke negara dan organisasi donor.

Dalam KTT virtual yang diselenggarakan bertepatan dengan momentum Peringatan 65 Tahun Dasasila Bandung dan Perayaan 60 Tahun berdirinya GNB tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto turut mendampingi Presiden Jokowi.

 

Tags : jokowi
Rekomendasi