Seperti diketahui, Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, sejak 10 Februari hingga 12 Februari 2020 berlangsung ricuh. Keributan antar kader dan pendukung para calon Ketua Umum menjadi penyebabnya. Mereka saling serang dengan melempar botol air mineral, gelas, bahkan kursi.
"Hal yang wajar jika Hanafi Rais mundur dari DPR dan dari kepengurusan PAN di bawah kepemimpinan Zulhas," ujar Pengamat Politik Ujang Komarudin saat dihubungi, Selasa (5/5/2020).
Ujang mengatakan, sejak awal masuknya Hanafi di kepengurusan PAN itu hanya untuk mengakomodir keluarga Amien Rais di dalam kepengurusan PAN.
Karenanya, Hanafi punya pilihan untuk tetap bertahan atau mundur mengikuti jejak sang ayah Amien Rais yang seolah disingkirkan oleh Zulkifli Hasan yang kembali terpilih sebagai Ketua Umum PAN.
"Masa iya Bapaknya disingkirkan. Tapi anaknya dimasukkan. Sedang Bapaknya yaitu Amien Rais itu pendiri PAN," kata Ujang.
Jadi, kata Ujang, pilihan Hanafi untuk mundur sangat rasional, slain karena tidak nyaman, juga untuk memberikan dukungan moral pada ayahnya.
"Karena harusnya ayahnya lah yang harus mendapat posisi terhormat di PAN. Bukan malah disingkirkan oleh Zulhas," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar surat pengunduran diri Hanafi Rais dari posisinya sebagai Ketua Fraksi PAN DPR RI dan anggota DPR RI periode 2019-2024. Sekaligus dari kepengurusan DPP PAN periode 2020-2025.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengaku belum menerima dan mendengar kabar pengunduran diri Hanafi Rais.
"Kami percaya bahwa setiap insan politik dapat berbakti dan berkontribusi secara aktif kepada masyarakat sesuai dengan cara yang dianggap terbaik bagi dirinya masing-masing," kata Eddy saat dihubungi.