Bantuan ke negara-negara tersebut dikirim secara bertahap mulai akhir April hingga awal Mei 2020, demikian keterangan KBRI Wina, seperti dikutip Antara, Selasa (5/5/2020).
Peralatan baru itu akan dapat meningkatkan jumlah tes yang dilakukan. Bantuan IAEA berupa peralatan pendeteksi virus dengan teknik data seketika (real time) RT PCR (reverse transcription–polymerase chain reaction), bahan pereaksi kimia untuk melakukan uji swab pasien yang diduga terinfeksi COVID-19, perlengkapan pelindung diri (APD) untuk pekerja laboratorium, dan beberapa bantuan lainnya.
Bantuan tersebut diproduksi di dua perusahaan di Jerman, tiga perusahaan di Austria, dan satu perusahaan di Singapura. Salah satu barang bantuan telah dikirimkan pada tanggal 30 April dari Austria. Seluruh bantuan ini akan dikirimkan ke Unit Pengujian Terpadu (UPT) Laboratorium Kesehatan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Bantuan ini dikoordinasikan IAEA dengan KBRI Wina dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dengan melibatkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Tambahan peralatan ini diharapkan dapat mempercepat dan memperbanyak pelaksanaan testing yang sangat penting dalam mencegah penyebaran virus.
Bermarkas di Wina, Austria, IAEA adalah organisasi internasional di bidang nuklir yang memajukan penggunaan teknologi nuklir yang aman serta mengatur penggunaannya untuk keperluan damai.