Nama Laksamana Malahayati kembali merebak setelah ditetapkan Presiden Jokowi sebagai pahlawan nasional, Kamis (9/11/2017) di Istana Negara. Lewat Kepres No 115/TK/Tahun 2017, Zainuddin Abdul Madjid asal NTB, Mahmud Riayat Syah (Kepri), dan pendiri HMI Lafran Pane (Yogyakarta), juga disahkan sebagai pahlawan nasional.
Laksamana Malahayati adalah pejuang Aceh. Dengan gagah berani, dia memimpin ribuan pasukan Inong Balee (janda-janda perang Aceh melawan Portugis) bertarung melawan penjajah. Dirangkum dari berbagai sumber, puncak kehebatan Malahayati saat dia membunuh penjelajah Belanda, Cornelis de Houtman dengan hunusan rencong. Pertarungan terasa spesial karena satu lawan satu dan terjadi di atas kapal Belanda, September 1599.
Sejatinya, perempuan dengan nama asli Keumala Hayati ini adalah kepala dinas rahasia kerajaan dan protokol istana pada masa kerajaan Aceh. Saat itu dipimpin Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riatsyah (1588-1604).
Dunia maritim sendiri bukan hal baru bagi Malahayati. Ilmu kelautannya ditempa di pusat pendidikan tentara Aceh, Baital Makdis. Ayah Malahayati kebetulan adalah seorang Laksamana juga, Laksamana Mahmud Syah bin Laksamana Muhammad Said Syah. Dengan status pahlawan nasional, nama Malahayati semakin harum. KRI Malahayati, salah satu kapal perang RI, pun jadi bukti sosok keberanian perempuan ini.