Gereja Martha Lutheran Membuka Pintu Bagi Umat Muslim untuk Salat

| 24 May 2020 14:30
Gereja Martha Lutheran Membuka Pintu Bagi Umat Muslim untuk Salat
Ibadah salat jumat (Foto:BBC)
Jakarta, era.id - Agama bukanlah pemecah belah kemanusiaan. Agama justru jadi simbol perdamaian dan solidaritas. Hal ini diterapkan Gereja Martha Lutheran di Berlin, Jerman yang membuka pintunya bagi para umat Muslim untuk salat Jumat.

Upaya ini mereka sebut sebagai "Amazing Sign of Solidarity". Hal ini dilakukan karena mereka paham adanya imbauan physical distancing lewat kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19, sehingga kapasitas masjid menjadi berkurang.

Tempat-tempat peribadatan di Jerman mengizinkan layanan keagamaan untuk dibuka awal 4 Mei ini, tetapi para jamaah harus menjaga jarak minimal 1,5 meter (5 kaki).

Alhasil, Masjid Dar Assalam hanya bisa menampung sebagian kecil dari jamaahnya. Hingga akhirnya, Gereja Martha Lutheran menawarkan bantuan dengan mempersilakan jemaah yang tidak tertampung di Masjid menggunakan ruang ibadah mereka untuk salat Jumat di pengujung akhir Ramadan ini.

"Ini karena adanya solidaritas. Pihak gereja melihat bagaimana Muslim mengalami kekurangan tempat dan mereka bertanya kepada kami, 'Apakah kalian membutuhkan ruang untuk berdoa?', Itu adalah tanda solidaritas yang sangat hebat di situasi seperti ini," kata Imam Masjid, Mohamed Taha Sabry yang dikutip dari BBC pada Minggu (24/5/2020).

"Pandemi menjadikan kami semua bersatu seperti komunitas. Krisis menyatukan semua umat." lanjutnya.

Salah satu jemaah, Samer Hamdoun menyebut melakukan salat di lingkungan gereja membuat dirinya harus menyesuaikan diri, karena belum terbiasa sebelumnya.

"Itu adalah perasaan aneh karena alat musik dan gambar-gambar. Tapi ketika kamu melihat, ketika kamu mengabaikan detail kecil. Pada akhirnya, ini adalah rumah Tuhan," ujar Hamdoun.

Bahkan, pastur dari Gereja Martha Lutheran, Monika Matthias merasa tergerak ketika mendengarkan suara azan.

"Aku ambil bagian dalam doa menggunakan bahasa Jerman. Selama ibadah, aku hanya bisa mengatakan ya, ya, ya, karena kami memiliki tujuan sama dan kami ingin belajar dari kalian. Indah rasanya saling merasakan satu sama lain," ujar Matthias. 

Kebijakan yang dikeluarkan merupakan keputusan bersama seluruh umat untuk tetap melakukan ibadah selama pandemi COVID-19.

"Ini membuat kami menjadi lebih dekat kepada semuanya. Apakah kerja sama ini akan terus berlangsung dan bagaimana itu akan dilangsungkan. Masih terbuka kemungkinan, tapi menurutku mengetahui satu sama lain dan apa yang kita alami bersama di saat-saat sulit seperti ini. Hal ini dapat memperkuat apa pun yang akan terjadi untuk ke depannya nanti," ujarnya.

April silam, Dewan Islam yang menaungi 400 Masjid di Jerman menyatakan banyak masjid yang tutup akibat tidak adanya pemasukan atau sumbangan dari jemaah akibat peraturan yang melarang dibukanya rumah-rumah ibadah. 

Rekomendasi