Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi bilang, angka tersebut turun dibanding temuan Februari 2020 atau sebelum wabah COVID-19 yang mencapai 69,5 persen responden.
"Kepuasan terhadap kerja Jokowi sekitar 66,5 persen sedikit menurun, tapi tidak signifikan dibanding temuan sebelumnya, 69,5 persen," ujar Burhanuddin dalam rilis survei secara virtual, Minggu (7/6).
Selain menurunnya kepusan terhadap kinerja Presiden Jokowi, Indikator juga melihat adanya penurunan kepuasan terhadap kinerja pemerintah pusat. Meskipun, jika dilihat dari hasil survei, mayoritas responden masih puas terhadap kinerja pemerintah menangani pandemi COVID-19.
"Kepuasan publik dengan langkah-langkah pemerintah dalam pencegahan penyebaran korona masih mayoritas, tapi menurun signifikan dibanding tiga bulan sebelumnya," kata Burhanuddin.
Pada survei Indikator Mei 2020, kata Burhanuddin, tingkat kepuasan responden mencapai 56,4 persen. Sedangkan yang menyatakan tidak puas sebesar 31,3 persen.
Dibandingkan dengan survei Indikator pada Februari 2020, terjadi penurunan kepuasan masyarakat terhadap bagaimana pemerintah mengambil langkah kebijakan menghadapi pandemi COVID-19.
Pada Februari 2020, tingkat kepuasan publik mencapai 70,8 persen. Sementara yang tidak puas hanya 11,6 persen.
Tanda-Tanda Reshuffle
Politisi senior PKS Mardani Ali Sera melihat sebagai sinyal bahwa masyarakat menginginkan adanya reshuffle di Kabinet Indonesia Maju."Ini tanda-tanda reshuffle kian dekat nih ya. Karena banyak yang tidak puas terhadap kinerja kementerian, tetapi kinerja pak Jokowi tetap (puas)," kata Mardani dalam rilis survei Indikator secara virtual, Minggu (7/6).
Jika melihat hasil survei Indikator, terlihat tingkat kepuasan publik terhadap langkah-langkah pemerintah dalam menangani COVID-19, menurun signifikan. Jika pada Februari lalu, 70,8 persen responden puas terhadap kinerja pemerintah, Mei ini tingkat kepuasan akan kinerja pemerintah justru turun signifikan menjadi 56,4 persen.
Sementara, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo tidak turun signifikan, masih berada di angka 66,5 persen. Dan tingkat kepercayaan reponden terhadap presiden masih berada di angka 83 persen. Mardani pun secara fair menilai jika kesimpulannya siapapun pemimpin negara ini akan sangat kesulitan saat menghadapi pandemi.
"Hasil survei ketika ekonomi digebukin, tetapi kepuasan terhadap Pak Jokowi di atas 60 persen. Situasi ini memang bukan salah Pak Jokowi. Semua pihak kalau hadapi ini pasti berat," pungkas Mardani.
Survei digelar pada periode 16-18 Mei 2020 dengan margin of error kurang lebih 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun metode wawancara telepon dengan random sampling kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.