Elektabilitas Ganjar hingga Prabowo Mengekor Tren Kepuasan Jokowi, Anies Terbukti Jadi Antitesa

| 04 Jan 2023 16:30
Elektabilitas Ganjar hingga Prabowo Mengekor Tren Kepuasan Jokowi, Anies Terbukti Jadi Antitesa
Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan. (Foto: Antara)

ERA.id - Survei Indikator Politik Indonesia merilis temuan terbaru mengenai elektabilitas bakal calon presiden jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Tiga nama dengan elektabilitas tertinggi masih ditempati oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto

Dalam survei Indikator tersebut, ditemukan bahwa elektabilitas para bakal capres 2024 itu sedikit banyak dipengaruhi oleh tren kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi lantas mencontohkan pola elektabilitas Ganjar sejalan dengan tren kepuasan kinerja Jokowi.

"Kita temukan pola, konsisten, ketika approval presiden naik, elektabilitas Ganjar ikutan naik. Demikian juga ketika approval presiden turun, elektabilitas Ganjar ikutan turun," kata Burhanuddin dalam rilis survei secara daring, Rabu (4/1/2023).

Misalnya pada November 2022, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi menurun dari 70 persen menjadi 66,2 persen. Di periode waktu yang sama pula, elektabiltas Ganjar turun dari 35,1 persen menjadi 33,9 persen.

Lalu di Desember 2022, elektabilitas Ganjar naik menjadi 35,8 persen seiring dengan meningkatnya kepuasan terhadap kinerja Jokowi.

Pola yang sama juga terjadi dengan tingkat elektabilitas Anies. Ketika tren kepuasan terhadap Jokowi turun, maka elektabilitas Anies meningkat dan berlaku sebaliknya.

Misalnya, di November 2022 ketika tren kepusan Jokowi turun, elektabiltas Anies justru naik menjadi 32,2 persen. Sebaliknya, pada Desember 2022 saat tingkat kepuasan terhadap Jokowi naik, elektabilitas Anies turun drastis menjadi 28,3 persen.

"Di bulan November, approval presiden drop dari 70 ke 66 persen, elektabilitas Anies meningkat," kata Burhanuddin.

Dari gambaran tersebut, dia cukup sepakat dengan pernyataan salah satu politisi Partai NasDem Zulfan Lindan yang menyebut bahwa Anies merupakan antitesa dari Jokowi.

"Saya jadi ingat pernyataan Zulfan Lindan, Anies dianggap sebagai antitesis Pak Jokowi. Ada benarnya di sini, karena ketika approval presiden naik, itu Anies tertekan elektabilitasnya," kata Burhanuddin.

Sementara untuk Prabowo, menurut Burhanuddin, elektabilitasnya baru terpengaruh oleh Jokowi di akhir tahun 2022.

Dia menjelaskan, dari pertengahan 2022, pola elektabilitas Prabowo bergerak tanpa terpengaruh pada tingkat kepuasan kinerja Jokowi di mata publik. Perubahan pola baru terjadi sekitar November dan Desember 2022.

"Artinya, approval ratingnya Presiden Jokowi itu tidak hanya berdampak belakangan ini kepada Ganjar, tetapi juga kepada Pak Prabowo," kata Burhanuddin.

Survei terbaru Indikator ini dilakukan pada 1-6 Desember 2022 dengan penarikan sampel menggunakan multistage random samping. Responden survei sebanyak 1.220 orang dengan margin of eror sekitar +- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Rekomendasi