Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksanaan Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan, hingga saat ini total peserta yang sudah menyelesaikan pelatihan sebanyak 400 ribu orang.
"Kami sudah memproses data terakhir sekitar 350 ribu lebih, hampir 360 ribu dari 400 ribu yang sudah menuntaskan," ujar Panji dalam acara webinar Kartu Prakerja, Senin (8/6/2020).
Sementara, tercatat ada 550 ribu peserta Kartu Prakerja lainnya yang sudah mulai menjalankan pelatihan tapi belum menuntaskannya, sehingga belum berhak mendapatkan insentif.
"Ada 550 ribu yang sudah memulai pelatihan tapi belum selesai. Jadi sampai saat ini masih ada sekitar 40 ribu backlog yang belum mendapatkan insentif dari peserta yang sudah menyelesaikan pelatihan," papar Panji.
Hingga saat ini, pemerintah baru membuka tiga gelombang pendaftaran peserta Kartu Prakerja yang selama pandemi COVID-19 dialihfungsikan sebagai program semi bantuan sosial. Pemerintah menjanjikan akan membuka hingga 30 gelombang pendaftaran yang ditargetkan bagi masyarakat yang terkena putus hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan akibat dampak wabah virus korona.
Rencananya, gelombang keempat akan dibuka setelah selesai Lebaran. Namun, hal itu harus tertunda lantaran sedang ada proses pengkajian dari Komite Cipta Kerja dan juga lembaga-lembaga pengawas. Hal ini dimaksudkan agar program Kartu Prakerja menjadi lebih baik dan seperti yang diharapkan publik.
Direktur Eksekutif Manajemen (PMO) Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari lantas kembali menjanjikan gelombang keempat akan segera dibuka, walaupun ia sendiri belum memberikan waktu pasti.
"Jadi sabar, semua ini sedang berproses tetapi tidak lama lagi bisa kartu prakerja gelombang keempat akan dirilis," kata Denni.
Pelatihan Tatap Muka Masih Dikaji
Sementara itu, soal pelatihan tatap muka, pelaksana Kartu Prakerja masih menghitung-hitung masalah biaya pelatihan.Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksanaan Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan ada beberapa alasan belum menerapakan pelatihan offline. Menurutnya, biaya pelatihan secara tatap muka bisa mencapai Rp7.000.000.
"Bantuan pelatihan yang sekarang disiapkan untuk peserta itu hanya Rp1.000.000, sedangkan kenyataanya banyak pelatihan offline itu berdasarkan masukan lembaga pelatihan itu rata-rata nilainya Rp5.000.000, dari Rp3.000.000 sampai Rp7.000.000," ujar Panji dalam acara webiner Kartu Prakerja, Senin (8/6/2020).
Panji mengatakan, karena program Kartu Prakerja saat ini dialihfungsikan sebagai semi bantuan sosial, maka pemerintah menjanjikan selama wabah korona para peserta mendapat bantuan dari Kartu Prakerja sebesar Rp3.550.000 dengan rincian biaya pelatihan sebesar Rp1.000.000 ; insentif penuntasan pelatihan Rp2.400.000 dibagi empat bulan; dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp150.000.
Karenanya, kata Panji, untuk melaksanakan pelatihan offline para peserta perlu disisir lagi karena tidak semua bisa mendapatkan pelatihan tatap muka. Selain itu, pelatihan tatap muka juga perlu banyak dilakukan penyesuaian. Mulai dari biaya hingga bermintra dengan lembaga pelatihan dari beberapa kementerian dan lembaga.