Trump Ancam Penjarakan Perusak Monumen Bersejarah di AS

| 27 Jun 2020 14:05
Trump Ancam Penjarakan Perusak Monumen Bersejarah di AS
Patung mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Andrew Jackson. (Twitter @KunkleFredrick)
Washington, era.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif atau semacam instruksi presiden, untuk pendemo yang melakukan aksi vandalisme dengan merusak momumen bersejarah di AS, termasuk patung.

"Saya baru saja mendapat hak istimewa untuk menandatangani Perintah Eksekutif yang sangat kuat untuk melindungi monumen, memorial, dan Patung Amerika dari kekerasan baru-baru ini," tulis Trump di akun Twitternya, Jumat (26/6).

"Hukuman penjara yang lama untuk tindakan melawan hukum terhadap Negara Besar kita!" lanjut dia, seperti dikutip CNN, Sabtu (27/6/2020).

Ratusan pasukan Garda Nasional Washington DC tidak bersenjata diaktifkan dan bersiaga untuk membantu petugas penegak hukum dengan melindungi beberapa monumen bersejarah, kata para pejabat AS pada Rabu (24/6), setelah pengunjuk rasa mencoba merobohkan patung mantan Presiden Andrew Jackson di sebuah taman dekat Gedung Putih.

Presiden Donald Trump pada Selasa (23/6) berjanji untuk mengambil tindakan tegas pada siapa pun yang menghancurkan atau merusak monumen bersejarah Amerika Serikat.

 

Ia bahkan mengancam akan menggunakan kekerasan pada beberapa pengunjuk rasa, karena aktivisme politik melawan ketidakadilan rasial terus terjadi di AS dan mengancam peluangnya dalam Pemilu mendatang.

Seruan untuk menghilangkan monumen-monumen ini, muncul setelah protes besar-besaran Black Lives Matter awal bulan ini yang dipicu oleh kematian warga Afro-Amerika, George Floyd, pada 25 Mei, seorang pria kulit hitam yang terbunuh oleh polisi.

Banyak dari patung-patung itu, yang memberi penghormatan kepada Konfederasi pemberontak dari era Perang Saudara di negara itu dan dipandang sebagai penghormatan kepada mereka yang mengabadikan perbudakan, telah menjadi sasaran demonstrasi massa dalam beberapa pekan terakhir.

Lembaga penegak hukum Amerika Serikat, United States Marshals, telah diberitahu bahwa mereka harus bersiap untuk membantu melindungi monumen nasional, Washington Post melaporkan, mengutip email dari Asisten Direktur Marshals Andrew Smith.

Sekitar 400 anggota Garda Nasional Washington DC telah diaktifkan setelah permintaan dari sekretaris dalam negeri, kata pernyataan Garda Nasional.

"Mereka akan mendukung polisi di monumen-monumen utama untuk mencegah perusakan atau kehancuran," kata pernyataan itu.

Dikatakan tidak ada pasukan yang dipindahkan ke jalan-jalan, tetapi mereka bersiaga di National Guard Armory.

Pada Rabu sore, Gubernur Wisconsin Tony Evers, seorang Demokrat, mengaktifkan Garda Nasional Wisconsin untuk melindungi properti negara di Madison, ibukota negara bagian itu setelah para pemrotes menggulingkan dua patung, salah satunya seorang kolonel Perang Sipil yang berjuang untuk persatuan.

Senin malam, para pemrotes mencoba menjatuhkan patung Andrew Jackson yang menghadap Gedung Putih. Awal bulan ini, sekitar 1.200 pasukan Garda Nasional  dan 3.900 dari negara-negara bagian lain dikirim ke ibukota untuk mendukung penegakan hukum selama demonstrasi.

Rekomendasi