"Hari Pers, tentu kita mengucapkan selamat kepada pers kita sebagai pilar demokrasi yang penting, karena tanpa pers saya kira kita tidak ada demokrasi, salah satu wujud demokrasi itu adalah keberadaan pers," katanya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Menurut Fadli, pers saat ini berperan penting dalam menyuarakan kehendak rakyat karena tidak ada lagi pembungkaman.
"Kalau di masa lalu kan bisa dibredel tapi sekarang ini tantangan ke depan bagaimana tidak ada konflik kepentingan," ujarnya.
Sejak pers lahir, lanjut Fadli, pers menjadi corong aspirasi rakyat untuk pemerintah. Dia berharap, pers bisa menjadi penjaga kepentingan rakyat dan tak hanya berpihak kepada rezim berkuasa.
"Apakah pers perjuangan atau pers indrustrialis, saya kira sekarang lebih kepada peran pers ke depan jangan menjadi semacam tukang stampel pemerintah. Tetapi, bisa lebih kritis karena kita semakin sedikit, pers harus menjadi watchdog gitu bagi kepentingan rakyat," jelasnya.
Fadli menjelaskan, tantangan yang paling besar dihadapi pers saat ini terkait independensi. Suara-suara pers yang disalurkan dia harapkan tidak untuk kepentingan pemilik media.
"Kepentingan dari pemilik media dari kepentingan-kepentingan yang menyangkut kepentingan pribadinya, termasuk kepentingan politik pemilik-pemiliknya saya kira itu tantangan ke depan," ujarnya.