Lafran Pane, Pahlawan nan Cerdas dan Sederhana

| 10 Nov 2017 15:40
Lafran Pane, Pahlawan nan Cerdas dan Sederhana
Buku Lafran Pane yang ditulis Hariqo Wibawa Satria.
Jakarta, era.id - Kesederhanaan dan kecerdasaan Lafran Pane menggalang teman sebayanya berorganisasi secara independen. Dia ingin mengembangkan agama Islam, tanpa menciderai konstitusi negara. Massa yang saat itu aktif di organisasi-organisasi mahasiswa Islam di Yogyakarta mengenal Lafran Pane.

Kala itu, perang ideologi cukup sengit. Bahkan beberapa kelompok aktivis gencar mencorongkan keinginan mereka mendirikan negara yang berseberangan dengan Pancasila. Atas prakarsa pemuda bernama Lafran Pane, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) lahir, 5 Februari 1947. 

“Ia saat itu mampu menggarap satu segmen yang teramat sulit, yakni mahasiswa dengan segala prinsip egaliternya,” ujar Hariqo Wibawa Satria, penulis ‘Lafran Pane: Jejak Hayat dan Pemikirannya’, sebuah buku biografi yang menutur secara lengkap kisah Lafran Pane, Jumat (10/11/2017).

Hari jadi itu bertepatan dengan ulang tahun Lafran Pane yang ke-25. Menggalang massa dengan menekankan semangat nasionalisme kala itu tidak mudah. Sejak awal mendirikan HMI, Lafran Pane tidak pernah terlibat politik praktis. Sampai akhir hayatnya, 25 Januari 1991, pria kelahiran Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara itu tetap sederhana menjadi seorang dosen.

Salah satu cita-cita HMI, ingin secara murni membuat sebuah organisasi yang berbasis pelayanan sosial. 

Melihat polarisasi ideologi, Lafran Pane sama sekali tak ingin berseberangan dengan Pancasila. Bahkan, secara tegas ia katakan tidak ingin membantu mendirikan negara Islam. 

"Indonesia adalah Indonesia, dengan Pancasila dan konstitusi negaranya."

Pahlawan Nasional

Tanggal 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Momen bersejarah itu biasanya dilengkapi dengan seremonial peringatan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan. 

Di epitaf sang pahlawan, para petinggi negara menebar hormat. Makam para pahlawan bangsa di hari jadi mereka bertabur bunga. Semangat nasionalisme dan hymne mengheningkan cipta mengalun khidmat selama beberapa detik.  

Setiap tahunnya menjelang Hari Pahlawan Nasional, Presiden RI mendapuk gelar pahlawan  bagi sosok-sosok yang layak mendapatkannya. Tahun ini, pada Kamis, 9 November 2017, Presiden Joko Widodo menetapkan empat orang yang layak menerima gelar pahlawan, yakni TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, Sultan Mahmud Riayat, Laksamana Malahayati, dan Lafran Pane.

Nama terakhir yang disebut, cukup mendapat sorotan. Lafran Pane, sosok nan sederhana dan berani.

Tags :
Rekomendasi