Serbia Ricuh Karena Bakal Ada Lockdown Ulang

| 09 Jul 2020 12:45
Serbia Ricuh Karena Bakal Ada Lockdown Ulang
Seorang demonstran berjalan dengan tenang di tengah aksi protes Serbia (Twitter/@Ed-godsel)
Jakarta, era.id - Aksi protes berujung ricuh di kota Belgrade, Serbia, hari Rabu malam kemarin, sebagai akibat ketidakpuasan warga Serbia atas cara Presiden Vicic mengendalikan krisis korona.

Pasukan polisi menembakkan gas air mata di jalan-jalan kota Belgrade dan kota lainnya, sementara para demonstran melempari polisi dengan batu dan kembang api. Dari sejumlah foto yang didapatkan DW, terdapat kebakaran di balai kota Novi Sad. Sementara di kota Nis, kota tertiga terbesar di Serbia, demonstran melempari kantor pusat Partai Progresif Serbia.

Demonstrasi ricuh Rabu malam, (8/7/2020), bermula di gedung parlemen di kota Belgrade. Setelah polisi berhasil mengusir para demonstran dari gedung parlement, kericuhan berlanjut di jalanan.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="und" dir="ltr">Demonstranti na Trgu Nikole Paši?a pre nego što je policija bacila suzavac i rasterala ih ka Terazijama <a href="https://t.co/Z1xR1V1ddg">pic.twitter.com/Z1xR1V1ddg</a></p>&mdash; BIRN Srbija (@BIRNSrbija) <a href="https://twitter.com/BIRNSrbija/status/1280940905294422018?ref_src=twsrc%5Etfw">July 8, 2020</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Suasana pun semakin tidak terkendali. Seperti dilaporkan kantor berita DW, beberapa orang terlihat membawa salib dan berbagai simbol keagamaan dan mendorong polisi serta demonstran lainnya untuk berhenti saling melakukan kekerasan.

Protes terkini ini merupakan aksi lanjutan dari kampanye massa yang merespon pemberlakuan karantina kembali oleh pemerintah Serbia, yang sedang berjibaku menanggulangi angka infeksi korona yang terus menanjak. Para demonstran menyalahkan pemerintah yang dipimpin Presiden Aleksander Vucic karena melonggarkan pembatasan mendekati tanggal pemilihan anggota parlemen pada 21 Juni.

Dalam pemilihan umum tersebut, parta Vucic menang telak. Namun, para demonstran menduga pemerintah memanipulasi data resmi dan meremehkan resiko penularan COVID-19 agar bisa tetap menyelenggarakan pemilihan umum.

Di hari-hari setelah pemilihan umum Serbia, Presiden Vucic mewanti-wanti publik setempat atas jumlah infeksi COVID-19 yang meningkat tajam. Selasa lalu, ia mengumumkan akan menerapkan kembali karantina wilayah dan jam malam, yang lantas memicu terjadinya protes.

Tags : serbia
Rekomendasi