"Hanya Sedikit Orang Percaya Golkar Bersih"

| 15 Feb 2018 13:33
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Zakiyah/era.id)
Jakarta, era.id - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ziad Falahi, menilai slogan yang digaungkan Partai Golkar saat Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tidak merepresentasikan situasi partai itu saat ini. Ziad menyarankan Golkar mengganti slogannya.

"Hanya sedikit orang yang percaya Golkar bersih, jadi saran saya diganti slogan itu," kata Ziad kepada era.id, Kamis (15/2/2018).

Dalam Munaslub Golkar, Rabu (20/12), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan ingin mengimplementasikan slogan "Golkar Bangkit, Golkar Bersih." Namun, di bawah kepemimpinannya, sejumlah kader Golkar malah terjerembap dalam liang korupsi.

Menurut Ziad, slogan Golkar bersih itu bertolak belakang dengan terjaringnya sejumlah kader partai Golkar dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menilai hal itu bisa memberikan efek buruk bagi citra Golkar. 

"Selain kontemporer juga bikin malu sendiri, bikin slogan itu yang relevan aja," lanjutnya.

Ziad menambahkan, lebih baik Airlangga mengganti slogan jika tidak bisa mewujudkan Golkar bersih. Dia menilai slogan itu tidak akan memberikan efek elektoral. 

"Slogan itu bukan Golkar bangkit, Golkar bersih, bersih? Mana bisa. Karena orang Golkar bicara bersih, itu menurut saya itu tidak akan memberikan efek elektoral bagi masyarakat, masyarakat juga enggak akan percaya kok," ujarnya.

Ziad menilai, Airlangga bukan sosok pemimpin yang mampu membuat terobosan. Ketua umum defenitif yang diangkat pada Desember 2017 itu dianggap berbeda dengan Ketua Umum Partai Prabowo Subianto atau Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mampu mengontrol kader.

"Saya kira karena beliau sendiri bukan tipikal leader yang mampu membuat terobosan, bukan seperti Prabowo ataupun SBY yang memang betul-betul partainya mampu terkontrol. Saya kira Pak Airlangga juga tidak mampu berbuat banyak untuk mengingatkan para kadernya," ujarnya.

Seperti diketahui, dua kader Golkar belum lama ini dicokok OTT KPK. Adapun bupati itu adalah Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko ditangkap Sabtu (3/1) dan Bupati Subang Imas Aryumningsih dicokok pada Selasa (13/2).

Tags : ketua dpr golkar
Rekomendasi