Tim Editor
Dari musyawarah tersebut, Badan Pekerja Majelis Syura PKS memilih Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Mustafa Kamal untuk memimpin tim komunikasi koalisi. Nantinya, tim komunikasi koalisi akan berkoordinasi dengan partai lain untuk membuka ruang berkoalisi.
"PKS memutuskan ada sembilan nama bakal capres dan akan kita komunikasikan kepada pihak lain yang punya potensi berkoalisi," kata Presiden PKS Sohibul Iman, seperti dikutip Antara, Jumat (16/2/2018).
Menurut Sohibul, keputusan itu diambil lantaran tidak ada parpol yang bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendiri. Hal itu merujuk pada perolehan suara semua parpol pada Pemilu 2014 yang tidak mencapai ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen suara nasional.
Saat ditanya calon presiden eksternal, Sohibul mengatakan, semuanya akan dikaji tim komunikasi koalisi, baik dengan partai politik maupun tokoh nasional potensial.
Sementara itu, sebagai ketua tim komunikasi koalisi Pilpres 2019, Mustafa menegaskan berkomunikasi dengan parpol lain adalah kewajiban. Pelaksanaannya dia harapkan bisa cepat.
"Sebab kita memahami masa depan Indonesia akan kita bangun dari komunikasi politik hari ini," ujar Mustafa.
Dia melanjutkan, koalisi yang akan dibentuk PKS didasari dari kesamaan visi dan misi. Oleh karenanya, dia memastikan koalisi bukan bentuk pragmatisme merebut kekuasaan, tapi kerja sama jangka panjang.
Adapun PKS bertekad menjadi partai papan atas pada Pemilu 2019 usai dinyatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) lolos sebagai peserta pemilu. Chairul mengatakan, lolosnya PKS dalam proses verifikasi faktual menjadi pijakan dan sejalan dengan kesiapan kader serta struktur menghadapi pemilu.
"Ini adalah awal, mari kita semakin memperkuat barisan kita untuk menghadapi pemilu dan menjadikan PKS sebagai partai papan atas," kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada DPP PKS, Chairul Anwar.
