Asmat, era.id – Pemerintah memastikan bantuan bagi masyarakat Asmat di Papua terus disalurkan. Menteri Koordinator dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menegaskan, pemerintah di Jakarta tak akan pernah meninggalkan masyarakat di Papua.
Puan mengklaim, bantuan ke Asmat sudah tersalurkan sebanyak 90 persen. Bantuan ini merupakan bagian dari program jangka menengah dan panjang pasca Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak yang menewaskan 70 anak di Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat, Papua.
Hal tersebut Puan ungkapkan ketika melakukan kunjungan kerja di Asmat, Kamis (22/2). Dalam kunjungan itu, Puan didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Pemerintah ingin memastikan pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan bansos tersalurkan dengan baik. Termasuk memastikan percepatan pembangunan infrastruktur dasar dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karenanya, dalam kunjungan tersebut, Puan dan rombongan menyisir dan mengecek sejumlah program bantuan yang sebelumnya telah diberikan pemerintah.
“Kita melakukan penyisiran dan pengecekkan. 90 persen program bantuan yang diberikan pemerintah pusat sudah disalurkan. Bantuan yang ada, dikirim langsung ke kabupaten dan tidak lagi melalui provinsi,” kata Puan.
Dalam kunjungan itu, rombongan meninjau fasilitas air bersih sumur bor, memberikan sosialisasi dan edukasi penggunaan air bersih pada anak-anak, menyerahkan bantuan PAUD, serta memastikan kondisi kesehatan masyarakat di RSUD Agats.
Selain itu, Kartu Indonesia Pintar (KIP), bantuan siswa berprestasi, pembangunan sekolah, alat kesehatan serta bantuan untuk komunitas adat terpencil jadi bagian dari bantuan yang disalurkan.
Masih ada bantuan
Puan menyebut, bulan Februrari ini bantuan akan bertambah dengan didatangkannya tenaga kesehatan yang dinamakan Tim Nusantara Sehat berjumlah 30 orang.
“Sebelumnya, kita sudah mengirim empat tim dari Kemenkes. Mulai bulan ini akan ada Tim Nusantara Sehat yang terdiri dari 30 orang dan akan menyisir ke distrik-distrik di seluruh Asmat,” ungkap Puan.
Puan mengungkap, upaya mengentaskan gizi buruk pun telah mengalami progres pesat. Dari 80 kasus gizi buruk yang terjadi, tinggal dua pasien yang tersisa, di mana satu pasien sudah cukup sehat dan diperbolehkan pulang. Sementara seorang lagi dinyatakan masih butuh perawatan lantaran kelainan medis yang dideritanya.
Meski secara umum gizi buruk Asmat sudah teratasi, Menko PMK ingin mitigasi terkait KLB gizi buruk dan campak bisa dilakukan secara holistik dengan seluruh kementerian dan lembaga terkait, dalam jangka pendek maupun panjang.
Pencabutan status KLB, dikatakan Puan, tak akan begitu saja membuat pemerintah menyetop bantuan. Menurut Puan, bantuan akan terus disalurkan secara bertahap dan berkesinambungan.
“Memang banyak hal yang harus dilakukan, seperti terhadap perubahan perilaku hidup bersih, pola makan sehat dan bergizi. Bagaimana kita menanam pangan sehingga ada ketahanan pangan. Memang sagu ada di sini, tapi bagaimana cara mengolahnya dengan baik. Sosialisasi dan edukasi ini harus dilakukan secara bertahap,” ujar Puan.