Faktor Tata Ruang Bukan Penyebab Longsor Brebes

| 23 Feb 2018 16:15
Faktor Tata Ruang Bukan Penyebab Longsor Brebes
Longsor Brebes (Sumber: Istimewa)
Jakarta, era.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan tak ada kesalahan tata ruang atau faktor perubahan konservasi lahan dalam longsor yang terjadi di Brebes, Jawa Tengah, kemarin.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memastikan longsor yang terjadi di Desa Pasir Panjang itu murni bencana alam.

"Longsor terjadi di hutan produksi milik Perhutani. Longsor terjadi bukan karena perubahan konservasi lahan atau tata ruang," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (23/2/2018).

Menurut Sutopo, longsor terjadi di hutan pinus yang memiliki kondisi topografi perbukitan dengan kemiringan lereng agak curam sampai curam. Berdasarkan peta prakiraan, potensi terjadinya gerakan tanah pada Februari 2018 di Kabupaten Brebes terletak di daerah-daerah bencana pada zonasi potensi terjadinya gerakan tanah tinggi.

"Artinya, pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal. Tidak ada permukiman, murni bencana alam," tutur Sutopo.

Longsor diperkirakan terjadi akibat hujan deras yang terus-menerus mengguyur kawasan itu sejak dua minggu sebelum kejadian. Hujan itu, diperkirakan menyebabkan memicu tanah meluncur ke bawah. Air hujan yang turun terus menerus masuk ke dalam retakan dan mengisi pori-pori tanah hingga ke batu napal yang akhirnya menjadi bidang gelincir yang menyebabkan tanah di atasnya meluncur ke bawah.

Luasan longsor mencapai 16,8 hektare dengan panjang longsoran satu kilometer. Lebar mahkota longsor mencapai 120 meter, sedangkan lebar di bagian bawah 240 meter. "Ketebalan longsor mencapai lima meter sampai 20 meter dengan volume diperkirakan mencapai 1,5 juta meter kubik," tandasnya.

Tags :
Rekomendasi