Andreas pun menganggap ini sebagai masalah yang serius dan akan meminta Kementerian Luar Negeri melayangkan nota protes kepada pemerintah Jepang.
"Saya kira antara negara tidak punya masalah. Inikan persoalan media yang ada di sana. Tapi saya kira perlu kita sampaikan baik dari DPR supaya Kemenlu menyampaikan nota protes ke Pemerintah Jepang," kata Andreas usai menghadiri acara Rakernas ke-III PDIP, di Bali, Minggu (25/2/2018).
Menurutnya, gambar dari komik ini tidaklah wajar dilakukan dan jauh dari etika etika ketimuran.
"Presiden kita ditampilkan dalam komik yang sebenarnya tidak terlalu wajar juga gitu dalam etika ketimuran," kata Andreas.
Belakangan ini, viral komik singkat buatan Onan Hiroshi yang menceritakan proses jual beli kereta cepat yang melibatkan Indonesia, Jepang dan Tiongkok. Di komik tersebut ada sosok yang diduga mirip dengan Presiden Jokowi.
Dalam komik itu Indonesia awalnya digambarkan setuju untuk berkerja sama dengan Jepang terkait dengan pembangunan kereta cepat. Setelah itu, Jepang sudah membuat rancang bangun dan analisa data terkait proyek tersebut.
Namun setelah data semua didapat. Indonesia malah meneken kontrak dengan Tiongkok. Alasannya, karena harga yang ditawarkan Tiongkok lebih murah sampai 50 persen.
Masih dalam cerita di komik tadi, mimpi Indonesia punya kereta cepat gagal hingga menjelang Pemilihan Umum akan diselenggarakan kembali.
Bahkan, sosok yang diduga Presiden Jokowi itu digambarkan mengemis sampai berlutut pada pemerintah Jepang meminta bantuan soal kereta cepat. Hiroshi juga menggambarkan masyarakat Jepang yang marah sampai melempari batu Indonesia yang mengemis.
Hingga berita ini ditulis era.id kesulitan mengakses akun twitter komikus Onan Hiroshi Minggu (25/2). Namun begitu komik sebanyak dua strip itu telanjur tersebar dan viral di Indonesia. Komik itu viral dari akun Twitter @hiroshionan yang dipunyai Onan Hiroshi.
(Foto: Istimewa)