Pengamat: JK Representasi Politik Nasional

| 27 Feb 2018 19:28
Pengamat: JK Representasi Politik Nasional
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Istimewa)
Jakarta, era.id - Nama politisi senior Jusuf Kalla kembali mucul dalam bursa calon wakil presiden, mendampingi Jokowi pada Pemilu 2019. Kendati demikian, JK sudah menolak tawaran itu dan mengusulkan agar mencari sosok yang lebih muda.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Priyatno menilai sosok Kalla masih mampu menghubungkan kekuatan politik di luar Jawa.

"JK adalah sosok yang bisa diterima semua kalangan terutama di kalangan Islam moderat. Kedua, merepresentasikan kekuatan politik di luar Jawa ini. Lah yang tidak dimiliki cawapres yang begitu banyak mengerubungi Jokowi,” ujarnya, saat dihubungi era.id, di Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Menurut Adi, sosok muda seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) hanya diketahui kelompoknya saja. Sehingga masih belum diterima publik sebagai calon wakil presiden.

“Misalnya Cak Imin dia kan hanya PKB dan hanya dianggap kuat di Jatim, Zulkifli Hasan hanya populer di PAN atau di kalangan Muhammadiyah. Agus Yudhoyono siapa? Paling hanya di Demokrat," jelasnya Adi.

"Itu artinya belum ada kandidat cawapres yang bisa mereperesentasikan sosok yang seperti pak JK, kuat dikalangan Islam dan merepresentasikan politik di luar Jawa," sambungnya.

Sebelumnya usulan Kalla jadi cawapres muncul dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah Ketua DPR Bambang Soesatyo. Bambang bilang, Jokowi-JK adalah pasangan ideal untuk 2019-2024. Namun, menurutnya, kalau Kalla jadi wakil presiden lagi, itu akan berbenturan dengan undang-undang.

"Menurut kami yang tertinggi berdasarkan survei memang masih Pak JK. Cuma memang sekarang sedang dikaji apakah aturan kita atau UUD kita memperbolehkan wapres itu lebih dari dua kali," kata Bambang di Kompleks Parlemen.

Rekomendasi