ERA.id - Dokter spesialis bedah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Lam Sihardo mengatakan, 75 persen fistula perianal disebabkan oleh infeksi dan untuk mencegah salah satunya dengan menjaga kebersihan diri, terutama setelah buang air besar.
Dalam siaran di Jakarta, Rabu, Lam menjelaskan bahwa penyakit tersebut disebabkan infeksi di kelenjar pada anus, kemudian tidak ditangani atau tidak didrainase, akhirnya meluas, sehingga mengakibatkan adanya fistula, yakni saluran abnormal yang muncul agar abses atau nanah dapat keluar. Untuk penanganannya, kata dia, mesti dibedah.
Dia melanjutkan, penyakit tersebut banyak diderita oleh laki-laki karena mereka cenderung memiliki banyak rambut di daerah anus, dan hal tersebut dapat menjadi pintu masuk kuman dari kulit ke anus. Selain itu, mereka lebih banyak berkeringat.
"Bagaimana kita menjaga tingkat kebersihan kita. Kita sudah tahu sendiri, kita di daerah tropis. Mandi itu dua kali sehari. Bagaimana kalau kita setelah pup, istilahnya, ke kamar mandi membersihkan dengan sabun di daerah-daerah anus kita. Jadi menjaga higiene, sanitasi," katanya.
Selain karena sumbatan yang menyebabkan kuman-kuman berkembang, kemudian menjadi abses, fistula perianal juga dapat disebabkan oleh hidradenitis suppurativa, yakni benjolan kecil sebesar kacang di bawah kulit, penyakit Crohn, dan kondisi imunokompromis seperti karena diabetes melitus.
Lam menambahkan untuk gejala-gejala, yang paling pasti adalah keluhan nyeri di daerah perianal, terutama jika ditekan, karena hal tersebut menunjukkan bahwa abses sudah terbentuk.
Selain itu, katanya, bisul atau kemerahan, walau kedua hal ini belum tentu terlihat, karena abses ataupun bisul tersebut bisa jadi masih berada di dalam tubuh.
"Katakanlah kita berikan antibiotik. Begitu ada respon antibiotik, responnya positif, (benjolan) hilang, oke, dalam artian sampai sejauh ini kita aman, belum perlu melakukan pemeriksaan lanjutan. Tetapi kalau kita bilang gak ada respon dan benjolan itu semakin merah semakin nyata semakin besar Itu harus dilakukan drainase segera," katanya.
Lam mengingatkan tidak perlu malu untuk berkonsultasi tentang penyakit itu, karena hal tersebut perlu ditangani segera. Jika tidak, katanya, infeksi itu dapat meluas ke bagian tubuh lain, seperti paha atau bokong.
Ditambah lagi, katanya, saluran abnormal tersebut dapat berkembang lebih luas jika dibiarkan.