Tim Editor
Novel gerah juga. Sudah sepuluh bulan sejak dua orang tak dikenal menyiram wajahnya dengan air keras pada April 2017 lalu, polisi belum juga menemukan si pelaku.
"Saya berharap sebisa mungkin harus terungkap. Saya, rekan-rekan pengacara dan aktivis meminta dibentuknya TGPF," ujar Novel di rumahnya, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/2/2018).
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini betul-betul berharap pada Jokowi untuk segera bertindak, meski ia sadar seluruh keputusan ada di tangan Sang Presiden. Yang jelas, Novel punya cita-cita supaya bisa segera melanjutkan tugas pemberantasan korupsi seperti yang ia lakukan sedia kala.
"Saya tidak ingin pesimis. Saya berharap setelah sembuh dan pengobatan selesai optimal, saya bisa melakukan tugas dan berbuat banyak lagi. Itu butuh optimisme dan semangat. Saya tidak mau itu menggangu optimisme saya," lanjut Novel.
Sejak sepuluh bulan terakhir sebelum kepulangannya pada Kamis (22/2), Novel menjalani pengobatan mata yang nyaris buta akibat kontaminasi air keras.
Kini, mata kanan Novel pelan-pelan telah kembali pada fungsi normalnya. Dan semangat memberantas korupsi di dalam diri Novel tumbuh makin besar.
(Infografis/era.id)
