"Saya meyakini bahwa kasus ini tidak akan diungkap. Apakah itu merupakan keengganan atau suatu kesengajaan atau tidak, saya tidak tahu," kata Novel kepada awak media di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu, (11/4/2018).
Sama seperti sebelumnya, ia yakin bahwa penyerangan terhadap dirinya berkaitan dengan orang-orang yang punya kekuasaan. Bahkan ia menduga ada oknum polisi di balik kasus ini.
"Saya pernah menyampaikan bahwa ini terkait dengan orang-orang yang punya kekuasaan. Saya menduga ada oknum Polri yang terlibat dalam aksi ini, saya menduga bahwa itu yang terjadi," ungkapnya.
Jalan panjang kasus Novel Baswedan. (Infografis: era.id)
Meski begitu, Novel enggan membuka siapa nama oknum Polri tersebut. Ia tidak ingin menyebutkan nama itu di forum publik. Nama itu akan disampaikan dalam forum yang tepat. Termasuk pada pihak kepolisian maupun Komnas HAM.
"Saya menyebutkan di tempat di mana itu harus disampaikan. Saya melaporkan tidak hanya ke kepolisian, tapi juga ke Komnas HAM," kata dia.
Sebelumnya, Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sudah pernah diperiksa oleh tim pemantau Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Saat itu pemeriksaan dilakukan selama tujuh jam.
Kronologi penyiraman air keras Novel Baswedan. (Abid/era.id)
Kedatangan Novel dan rombongan ke gedung Komnas HAM guna memberikan keterangan atas kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya. "Saya beserta teman-teman datang ke Komnas HAM untuk memberikan keterangan atas panggilan dan permintaan keterangan dari Komnas HAM," kata Novel usai diperiksa tim pemantau Komnas HAM, Selasa (13/3).
Dia berharap keterangan yang disampaikan kepada Komnas HAM dapat bermanfaat bagi pihak kepolisian. Sehingga, kasus tersebut dapat terungkap sesuai dengan fakta-fakta yang ada.