Pilkada Sumut, Bersaing di Kantong Golput

| 01 Mar 2018 18:02
Pilkada Sumut, Bersaing di Kantong Golput
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Utara bakal seru. Kenapa? Karena Sumut merupakan provinsi di luar Pulau Jawa dengan jumlah penduduk terbanyak. Selain itu kita juga melihat figur-figur yang bertarung.

Selain wilayahnya luas, terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota, jumlah penduduk Sumut mencapai 13.103.596 jiwa (BPS 2010) dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6.544.092 dan 6.559.504 perempuan.

Berdasarkan data KPU, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Sumatera Utara pada Pilpres 2014 mencapai 9.902.879 jiwa. Jangan kaget, ternyata Sumut menjadi daerah dengan angka golput yang tinggi. Pada Pilkada 2013 lalu, angka golput mencapai 51,5 persen atau kisaran 5.200.000 pemilih.

Untuk karakteristik penduduk, Sumut sangat beragam karena dihuni etnis Batak (44,57 persen), Jawa (33,28 persen), Nias (7,03 persen), Melayu (5,95 persen), Tionghoa (2,62 persen), Minangkabau (2,57 persen), dan Aceh (1,02 persen).

(Infografis/era.id)

Mengenai figur cagub-cawagub Sumut pada Pilkada 2018, terdapat dua pasangan calon yang bersaing. Nomor urut satu adalah Edy Rahmayadi–Musa Rajekshah yang didukung lima partai politik, yaitu Golkar, Gerindra, PKS, PAN, Hanura, dan Nasdem dengan total 60 kursi di DPRD Sumut atau lebih dari 50 persen kursi DPRD.

Kemudian pasangan nomor urut dua adalah Djarot Saiful Hidayat–Sihar Sitorus. Djarot adalah politisi senior PDI-P, mantan dosen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, pernah dua periode jadi Wali Kota Blitar, dan menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2017.

Adapun Sihar merupakan pebisnis yang aktif dalam kegiatan sepakbola nasional. Aktif dalam kegiatan politik dan menjadi juru kampanye Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Pasangan Djarot-Sihar diusung PDIP dan PPP dengan jumlah 20 kursi di DPRD Sumut.

(Infografis/era.id)

Rekomendasi