Sandi Samakan Berita Negatif dengan Hoaks

| 06 Mar 2018 12:13
Sandi Samakan Berita Negatif dengan Hoaks
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. (Leo/era.id)
Jakarta,era.id - Wakil Gubernur DKI Jakara, Sandiaga Uno menganggap berita negatif merupakan salah satu bentuk hoaks.

Pernyataan tersebut dia lontarkan saat dikonfirmasi soal pengadaan RPTRA yang akan menggunakan bantuan dana CSR. 

Awalnya dia enggan menjawab mendetail, lalu dia menangkap ada yang salah dari pertanyaan wartawan dan memutuskan tidak menjawabnya.

"Enggak bisa saya bisa jawab (pertanyaan) karena mau nembak-nembak, enggak akan bisa," kata Sandi di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (6/3/2018).

"Nah hoaks itu salah satunya mencari negatifnya terus," katanya.

Pada kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017, Sandi getol mengkritisi lawannya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, yang gemar menggunakan dana CSR. Sebab mereka beranggapan dana CSR tidak jelas pertanggung jawabannya. 

Kembali ke hoaks, Orang nomor dua di DKI Jakarta itupun meminta masyarakat untuk mencari berita positif ketimbang berita negatif. Apalagi, hoaks mulai tersebar luas dalam kehidupan masyarakat.

"Saya mengajak masyarakat untuk melihat positifnya, melihat optimisnya," tutur Sandi. 

Dia juga menginginkan masyarakat selektif dan tidak menggunakan hoaks sebagai alat pemecah belah. 

"Nah ini lagi masa yang sangat berbahaya, jangan (hoaks) digunakan memecah belah," ujar dia.

(Infografis/era.id)

Hoaks merupakan serapan dari kata hoax yang berarti berita bohong. Kata Hoaks baru mulai dikenal pada abad 18. Hal itu diungkapkan ahli bahasa dari Inggris Robert Nares. Dia berkata, kata hoaks berasal dari kalimat hocus yang berarti untuk mengelabui.

Sedangkan, kata hocus berasal dari mantra sulap Hocus Pocus yang asalnya masih diperdebatkan. Dari kalimat itu, dipersingkat dan menghasilkan kata hoaks yang saat ini kita kenal.

Dalam bahasa Indonesia berarti berita bohong. Kata hoaks telah diresmikan menjadi kosakata baru versi KBBI V. Lema (istilah kata atau frasa masukan dalam kamus) tersebut terdaftar di KBBI sebagai bahasa serapan yang menjadi hoaks, penambahan lema tersebut atas usulan dari tim redaksi KBBI, karena penggunaannya sudah sangat umum.