"Memang hari ini diminta untuk mencari figur yang tepat, itu masih terus dilakukan. Tetapi kita mengerucut pada apa yang saya istilahkan sebagai syarat dari PPP, yaitu lima syarat dan satu hati," kata Romi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Pertama, Jokowi butuh figur yang mampu mengawal narasi besar NKRI yang dibangun atas keseimbangan hubungan nasionalisme dan keagamaan.
"Sejak Bung Karno-Bung Hatta, kepemimpinan nasional selalu merefleksikan dua narasi besar ini. Di era reformasi, ada Gus Dur-Mega, Mega-Hamzah, SBY-JK, dan Jokowi-JK. Itu menunjukkan bahwa dwitunggal narasi ini tak terpisahkan," jelas Romi.
Menurut Romi, Jokowi butuh figur agamis. Mengingat, mantan bekas Gubernur DKI Jakarta itu pernah diserang dengan isu anti-Ilam, pro komunis, dan pro China.
Infografis (era.id)
"Figur se-agamis apapun memang tidak akan serta-merta menghilangkan ujaran kebencian, tetapi setidaknya kalau figurnya agamis akan mengurangi. Figurnya harus yang memang memiliki nuansa agamis yang asli dan kuat. Jangan figur non-agamis yang diagamiskan," sebutnya.
Tak kurang, Jokowi juga butuh figur yang lekat dengan sikap milenial. Mengingat, 39 persen pemilih pada 2019 berusia di bawah 40 tahun.
"Cawapres dari kalangan muda menjadi sangat diperlukan, karena mereka memiliki selera, gimmick dan gaya komunikasi yang berbeda dengan generasi baby boomers," tambahnya.
Selain itu, figur yang memiliki pengalaman dan kompetensi intelektual juga dibutuhkan oleh Jokowi. Figur itu, Kata Romy mesti mampu hadapi disrupsi ekonomi; transformasi digital; dan persaingan di era revolusi industri 4.0.
Lanjutnya, Jokowi juga perlu figur yang dapat memberi sumbangan elektabilitas, meski elektabilitas Jokowi terbilang cukup tinggi.
Infografis (era.id)
Yang tak kalah penting, untuk menyempurnakan sosok ideal cawapres Jokowi dibutuhkan figur yang memang memiliki chemistry dan mampu ikuti irama kerja Jokowi.
"Terakhir yang saya sebut sebagai satu hati itu adalah jika ada orang yang memenuhi tetapi Pak Jokowi enggak mau gimana? Artinya ini soal kecocokan, kebiasaan, dan apakah beliau satu hati atau tidak dengan orang tersebut," katanya.