Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi, dengan wawancara langsung pada 18-21 Maret 2018. Hasil survei menunjukkan 31,65 persen responden ingin cawapres Jokowi berlatar belakang militer.
"Alasan responden karena sosok militer dianggap tegas untuk melengkapi sosok Jokowi saat ini. Dibanding dengan latar belakang partai politik 17,96 persen, profesional 16,26 persen, dan latar belakang tokoh agama sebesar 13,59 persen," kata Direktur Eksekutif Polcomm Institute, Heri Budianto, di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (26/3/2018).
Heri menjelaskan, hasil survei Polcomm untuk tokoh yang dinilai cocok mendampingi Jokowi adalah Agus Harimurti Yudhoyono dengan persentase 24,08 persen. Diikuti Zulkifli Hasan 20,08 persen, Gatot Nurmantyo 18,92 persen, dan Muhaimin Iskandar 10,33 persen.
Sementara, nama Prabowo Subianto muncul sebagai pesaing Jokowi pada Pilpres 2019. Publik menilai pasangan yang cocok untuk mendampingi Prabowo berasal dari kalangan tokoh agama.
"Untuk calon wakil presiden Prabowo menurut hasil survei, responden memilih latar belakang tokoh agama 28,20 persen ketimbang tokoh politik 17,83 persen, kalangan profesional 25,40 persen, dan militer sebesar 15,24 persen," ujar Heri.
Baca Juga : Prabowo Jualan Ketakutan
Namun uniknya, jumlah responden yang ingin Prabowo duet dengan Gatot Nurmantyo cukup besar, jumlahnya mencapai 21,83 persen dari total responden.
"Untuk pasangan Prabowo publik merespons positif Gatot Nurmantyo sebagai cawapresnya. Sedangkan nama-nama lainnya seperti Zulkifli Hasan hanya mendapat 18,50 persen, AHY 15,50 persen dan Anies Baswedan sebesar 10,83 persen," tambahnya.