ERA.id - Eks Sekertaris Umum FPI, Munarman angkat bicara terkait kabar yang menyebut dirinya hadir dalam baiat ISIS di Makassar pada tahun 2015. Pria kelahiran Palembang 16 September 1968 itu blak-blakan mengaku hadir di sana. Namun, tak tahu jika acara tersebut merupakan baiat ISIS.
"Saya tidak tahu, karena saya diundang ke Makassar untuk mengisi seminar," kata Munarman di acara "Mata Najwa" Trans TV pada Rabu (7/4).
Munarman mengatakan ada dua kegiatan saat dirinya berada di Makassar. Pertama, acara Sekretariat FPI Makassar. Ia mengaku diundang sebagai narasumber.
"Saya hadir di sana sebagai salah satu narasumber, saya menyampaikan soal geostrategi, geopolitik global," jelas Munarman.
Kemudian setelah acara seminar, Munarman diajak untuk menghadiri acara lain keesokan harinya.
"Karena tiket saya besok pulang, itu pun siang, ikutlah saya ke situ. Saya kira acara seminar yang sama, jujur saya tidak tahu, tahunya ada itu (baiat), bagaimana orang saya tidak tahu," lanjut Munarman.
Najwa Shihab selaku pembawa acara kemudian mengajukan pertanyaan kepada Munarman apakah dirinya sudah mengklarifikasi rumor terkait keterlibatan dirinya dalam baiat ISI kepada polisi.
"Jadi apakah Anda sudah menyampaikan klarifikasi anda ini ke polisi atau tidak?" Tanya Najwa Shihab.
Menanggapi pertanyaan tersebut Munarman merasa tidak terima, ia menganggap pertanyaan Najwa Shihab merupakan jebakan yang dapat menggiring opini publik.
"Kenapa saya harus laporan ke Polisi, memang saya melakukan tindak kejahatan, pertanyaan Anda ini jebakan yang dapat menggiring opini publik," tegas Munarman.
"Itu dalam teori hukum pertanyaan jebakan. Anda tidak boleh melakukan pertanyaan jebakan. Provokasi itu dalam bahasa lain," ujar Munarman sambil menunjuk Najwa Shihab.
Sementara itu, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Soleman B Ponto menyebut kehadiran Munarman merupakan indikasi. Namun, indikasi itu akan diperbincangkan secara tertutup. "Jadi kehadiran itu hanya indikasi, dan saya tidak mungkin bisa memutuskan ada pelanggaran atau tidak," kata Soleman.
"Hanya Indikasinya apa, kalau kita berbicara indikasi, indikasi bahwa FPI ada hubungan dengan ISIS atau apa, dari indikasi itu kita nyatakan warning, ingin tidak boleh keluar, ini sifatnya rahasia. Karena apa bisa benar bisa salah" ujar Soleman.
"Inilah akibatnya, jika berita dari intelijen keluar terjadilah kekacauan ini," tandas Soleman.