Jokowi pun mengaku bingung, kenapa dirinya disebut sebagai bagian dari PKI. Padahal, dirinya baru lahir pada Juni tahun 1961. Sementara PKI sudah dibubarkan pemerintah pada 1965.
"Apa ada PKI balita? Logikanya tidak masuk, logikanya. Tapi ada yang percaya, kan kebangetan yang percaya," kata Jokowi dilansir dari setkab.go.id, saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (Unisma), Malang, Jawa Timur, Kamis (29/3) pagi.
Mantan Wali Kota Solo itu juga mempertanyakan adanya foto yang disebarkan di media sosial, yang seolah-olah menunjukan dirinya sedang berdiri di samping DN Aidi, saat dedengkot PKI itu berpidato pada suatu kesempatan tahun 1955.
"Nah itu, tahun 1955, coba. Saya sudah mendampingi Aidit coba, Masya Allah, lahir saja belum sudah dampingi. Nah ini kan sudah kebangetan," ucap Jokowi.
Foto yang diklaim mirip dengan Jokowi. (Foto: upload.wikimedia.org)
Kalau isu-isu seperti ini diterus-teruskan dan selalu ada yang percaya, Jokowi tidak mengerti logikanya. Dia jadi bertanya, isu ini berembus karena orang yang jago bikin isu, atau orang yang terlalu gampang menelan isu mentah-mentah.
"Enggak logis," tegasnya.
Dia menambahkan, sangat mudah untuk mengecek kebenaran isu tersebut. Ia mengambil contoh untuk Nahdlatul Ulama (NU) misalnya, memiliki Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Solo bisa cek langsung.
“Saya kan juga kenal semua, ya suruh ngecek aja siapa keluarga Presiden Jokowi itu siapa ibunya? Siapa bapaknya? Gampang banget, siapa kakeknya? Siapa neneknya?” tutur Jokowi.
Jokowi juga berharap masyarakat tidak mudah termakan isu, sehingga muncul pesimisme-pesimisme dari masyarakat.
“Sekali lagi, kita harus tawakal, harus percaya diri, harus berikhtiar untuk fokus pada usaha membangun bangsa kita, fokus meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan kita tidak boleh menyerah, usaha-usaha lain yang mengancam persatuan kita,” kata Jokowi.