Negara Bayar Budi Baik Nyak Sandang

| 31 Mar 2018 07:02
Negara Bayar Budi Baik Nyak Sandang
Nyak Sandang (Foto: Setneg)
Jakarta, era.id - Jauh sebelum barisan pramugari diisi gadis-gadis milenial, pemerintah Indonesia pernah sangat kesulitan mewujudkan mimpi untuk membeli sebuah pesawat kenegaraan.

Saat itu, tahun 1948, Sang Proklamator, Soekarno berkunjung ke Aceh, menyampaikan kesulitan yang dialami pemerintah soal dana pembelian pesawat.

Kala itu, masyarakat langsung berinisiatif menyumbangkan harta benda mereka kepada pemerintah, demi terwujudnya cita-cita bangsa membeli pesawat pertamanya.

Nyak Sandang ada di antara masyarakat saat itu. Demi negara, Nyak Sandang menjual sepetak tanah dan 10 gram emas dengan harga Rp100. Uang hasil penjualan harta itu kemudian diserahkan Nyak Sandang kepada pemerintah.

Saat itu, pemerintah menerima dana sebesar 120.000 SGD dan 20 kilogram emas murni hasil patungan masyarakat. Dengan uang itu, Soekarno membeli dua unit pesawat terbang yang masing-masing dinamai Seulawah RI-001 dan Seulawah RI-002.

Rabu (21/3) lalu, Nyak Sandang gantian mendatangi pemerintah. Ditemani anak kandungnya, Maturidi (50), Nyak Sandang menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Presiden, Jakarta Pusat.

Di sana, Nyak Sandang menyampaikan tiga permintaan. Pertama, ia meminta pemerintah membangun masjid di kampung halamannya di Lamno, Aceh. Kedua, Nyak Sandang memohon agar pemerintah bisa memfasilitasinya berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji.

Yang ketiga, Nyak Sandang yang saat ini berusia 91 tahun meminta bantuan pemerintah memberi pelayanan kesehatan berupa operasi katarak kepadanya.

Rabu, (28/3), pemerintah akhirnya membayar budi baik Nyak Sandang lewat operasi katarak yang dilakukan oleh tim medis dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Operasi katarak ini dipimpin oleh Kepala Departemen Mata RSPAD Gatot Soebroto, Dokter Subandono Bambang Indrasto.

Selain itu, salah satu dokter dari Tim Dokter Kepresidenan, Dokter Tjahjono D. Gondhowiardjo turut bergabung dalam tim. Tindakan operasi dimulai pukul 08.30 WIB dan selesai sekitar pukul 09.00 WIB.

"Mata kanannya sempat dioperasi di Aceh, hasilnya cukup bagus. Hanya saja retinanya sudah mengalami degenerasi karena faktor usia. Sedangkan mata kiri, itu kataraknya matur," ungkap Subandono sebagaimana dikabarkan Biro Pers Sekretariat Presiden, Jumat (30/3/2018).

"Kataraknya cukup keras sehingga tim dokter tidak bisa menilai bagian syaraf atau bagian belakang bola mata. Jadi kita lakukan operasi katarak terhadap mata kiri," tambahnya.

Setelah melewati proses yang terbilang rumit, tim dokter akhirnya berhasil mengoperasi mata Nyak Sandang. Kondisi mata Nyak Sandang pascaoperasi, dikatakan Subandono makin membaik.

"Awalnya jarak pandang hanya 15-20 cm. Lalu pascaoperasi, saya tes, bisa 1 meter. Lalu ketika di kamar tadi, bisa 5 meter. Harapan kami ke depannya kondisi mata Nyak Sandang bisa membaik walaupun tidak 100 persen," kata Subandono.

Rasa syukur Nyak Sandang

Kini, setelah bisa melihat dunia dengan lebih terang, Nyak Sandang menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan Jokowi. Ia ingin melihat Jokowi secara langsung.

"Kalau kemarin bisa pegang tangan, diusap-usap tangannya tapi tidak bisa melihatnya. Mungkin besok bisa melihat lebih sempurna," ujar Maturidi menerjemahkan Nyak Sandang yang selalu bicara dengan bahasa daerah Aceh.

Rasa syukur pun tak henti diucap Maturidi. Ia mengucapkan terimakasih atas bantuan pengobatan mata yang diberikan kepada Nyak Sandang.

"Saya Maturidi mewakili keluarga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden atas bantuannya, salah satunya adalah pengobatan mata ayah Nyak Sandang," ucapnya.

Tags : nyak sandang
Rekomendasi