Perayaan Danza de la Muerte di Spanyol (Foto: wikimedia.org)
Jakarta, era.id - Telur telah menjadi identitas yang melekat dalam perayaan Hari Paskah. Banyak literatur yang mendefiniskan bagaimana telur menjadi bagian dari perayaan hari suci umat Kristiani tersebut.
Dalam tradisi pagan, telur Paskah menandakan tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dan Persia. Telur dibagikan pada musim semi sekaligus penanda musim baru. Walaupun pada awalnya bukan berasal dari tradisi kekristenan, tradisi di atas sulit dihapuskan karena memang pada dasarnya Paskah selalu jatuh pada setiap awal musim.
Selain telur, tradisi unik yang melekat di Hari Paskah adalah Kelinci Paskah. Kelinci digambarkan sebagai simbol kegembiran anak-anak saat Paskah tiba. Di berbagai halaman gereja misalnya, para penyelenggara acara Paskah biasanya menghiasi kandang-kandang kelinci dengan dekorasi warna cerah.
Selain dua tradisi tersebut, beberapa negara ternyata memiliki keunikan perayaan Paskah yang berbeda dari biasanya. Berikut perayaan unik Hari Paskah di berbagai sudut dunia.
1. Kereta Ledak (Firenze, Italia)
Firenze, sebuah kota di Italia memiliki tradisi unik dalam merayakan Paskah. Penduduk setempat merayakan Paskah dengan tradisi yang bernama Scoppio del Carro, atau kereta ledak. Dalam tradisi ini, sebuah gerobak penuh dengan hiasan dikemas dengan kembang api. Kereta tersebut diarak keliling kota dengan orang yang menggunakan kostum abad ke-15 dan berhenti di luar Katedral, Uskup Agung Firenze kemudian memimpin perayaan kembang api tersebut. Scoppio del Carro dimaknai sebagai doa agar panen pertanian masyarakat Firenze berjalan dengan baik.
2. Tarian Kematian (Verges, Spanyol)
La Danza de la Muerte de Verges atau tarian kematian adalah sebuah perayaan Kamis Putih di Kota Verges, Spanyol. Proses tradisi ini dimulai dengan dibunyikannya ketukan drum dan masyarakat berjalan berbaris di jalanan kota dengan membawa sabit, abu dan menggunakan kostum kerangka tulang manusia (skeleton). Walau menyeramkan, tradisi tarian kematian ini sarat akan makna religius. Danza de la Muerte menggambarkan penilaian akhir individu setelah kematian untuk memutuskan apakah jiwa mereka pergi ke surga, ke api penyucian, atau neraka.
3. Perayaan Api Kudus (Jerusalem, Palestina)
Selama lebih dari 1200 tahun, perayaan unik Hari Paskah dilakukan di kota yang cukup bersejarah bagi penyebaran ajaran Kristen yang dilakukan langsung oleh Yesus Kristus, Jerusalem. Di kota ini, perayaan paskah identik dengan nilai-nilai yang dibawa Gereja Kristen Ortodoks yaitu ritual Api Kudus atau Holy Fire. Perayaan Api Kudus biasanya diikuti ribuan umat Kristiani yang berjalan dengan membawa lilin menuju Gereja Makam Suci dan jalan-jalan sempit pemukiman Kristen di Kota Tua. Dalam tradisi Ortodoks, Api Kudus dilakukan setiap tahun sebelum Paskah Ortodoks di mana cahaya biru memancar di dalam makam Yesus Kristus. Cahaya tersebut membentuk kotak yang berisi api dari lilin yang dinyalakan oleh para pendeta dan peziarah yang hadir.
4. Lempar Pot (Corfu, Yunani)
Yunani juga memiliki tradisi unik perayaan Paskah. Di negara yang memiliki mayoritas pemeluk Kristen Ortodoks, Kota Corfu memperingati perayaan Paskah dengan cara melempar pot. Pada pagi hari Sabtu Suci melemparkan berbagai peralatan pecah belah seperti pot, panci, kuali dan tembikar dari jendela rumah mereka dan menghancurkannya di jalan. Konon, kebiasaan lempar pot tersebut berasal dari Venesia, Italia, di mana melempar pot diartikan sebagai sambutan akan musim semi.
5. Saling Siram (Polandia)
Sehari setelah Minggu Paskah, anak-anak di Polandia merayakan salah satu tradisi unik yang bernama Smigus-Dyngus. Mereka turun ke jalan dengan menyiapkan beberapa botol atau ember berisi air yang lantas menyemprotkan air tersebut kepada setiap orang. Tradisi ini juga sarat akan nilai maupun mitos. Konon, perempuan-perempuan yang terkena siraman air dan basah kuyup akan menikah pada tahun ini. Selain itu, Smigus-dygnus juga menjadi hari yang bersejarah, di mana Pangeran Miezko, Raja Polandia dibaptis pada hari Paskah tahun 966, sekaligus menyatakan dirinya sebagai pemimpin Kerajaan Polandia pertama yang beragama Kristen.