Gerakan Faceblock, WhatsApp-Instagram Bakal Diboikot

| 09 Apr 2018 09:17
Gerakan Faceblock, WhatsApp-Instagram Bakal Diboikot
Facebook (Pixabay)
Jakarta, era.id - Lusa 11 April, bos Facebook Mark Zuckerberg akan dijadwalkan untuk bersaksi di Congress Amerika Serikat (AS) terkait masalah privasi data. Pada hari itu pula, aksi boikot yang diberi nama operation Faceblock dilaksanakan.

Aksi itu dilakukan untuk memboikot serta tidak menggunakan layanan Facebook selama satu hari. Tak hanya Facebook, jejaring media sosial lainnya yang berafiliasi seperti WhatsApp dan Instagram ikut menerima getahnya. 

Selama 24 jam para pengguna media sosial memprotes penggunaan 87 juta profil Facebook tanpa izin oleh Cambridge Analytica. Menurut peserta aksi penggunaan data pribadi tanpa izin penggunanya telah melanggar keputusan yang ditandatangani oleh Facebook pada tahun 2011.

Baca Juga: Maaf dan Janji Mark Zuckerberg Lindungi Facebook

Melalui juru bicara Operation Faceblock, Laura Ullman, aksi tersebut dilakukan untuk membawa pesan kuat agar Facebook serius menjaga privasi data pribadi penggunanya.

"Kami memilih hari karena kami ingin menunjukkan Zuckerberg dan juga pemerintah AS yang kami inginkan berubah. Ini tanggung jawab Facebook untuk mengelola platform mereka, tetapi juga tanggung jawab pemerintah untuk memastikan perusahaan melindungi data dan untuk mengatur monopoli." kata Laura seperti dikutip Phone Arena, Senin (9/4/2018).

Selain tak menggunakan Facebook, WhatsApp, Instagram dan Messenger pada 11 April, Ullman juga menyarankan para peserta aksi boikot ini menulis surat petisi ke Zuckerberg. Ullman mengajak bagi yang tertarik mengikuti aksi ini untuk mengunjungi tautan www.facebookblackout.org.

 

Biar kalian ketahui, lebih dari 87 juta data pribadi pengguna Facebook bocor ke Cambridge Analytica dan tak kurang dari 50 juta akun pribadi di Amerika Serikat dimanfaatkan untuk kepentingan pilpres di sana. 

Baca Juga: Kebocoran Data dan Facebook yang Ditinggalkan?

Bahkan pendiri WhatsApp Brian Acton ikut mengajak pengguna media sosial untuk gerakan #deletefacebook. Hal itu juga diikuti Elon Musk menghapus akun Tesla dan SpaceX dari halaman Facebook.

Ikut meramaikan gerakan men-delete Facebook, Chief Creative Officer Playboy Cooper Hefner yang mengumuman akan menghapus halaman Facebook milik majalah dewasa itu. Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter pribadinya.

Pengguna Facebook asal Indonesia juga ikut menyumbang angka atas kebocoran data tersebut. Setidaknya ada 1,3 juta data pengguna yang bocor.

Jumlah tersebut, menempatkan Indonesia di posisi ketiga data pengguna Facebook yang bocor. Di urutan pertama, Amerika Serikat dengan kebocoran data 70,6 juta pengguna Facebook, menyusul selanjutnya Filipina dengan kebocoran data 1,1 juta pengguna Facebook. Di Amerika, kebocoran data tersebut dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang berkepentingan dalam Pilpres 2016. 

Baca Juga: Data Facebook Bocor, Kominfo Kasih Hukuman

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memanggil pihak Facebook untuk meminta klarifikasi soal kabar bocornya 1,3 juta data pengguna Facebook asal Indonesia. 

"Kemarin kita panggil Facebook untuk menanyakan kenapa sampai data pengguna dibocorkan ke Cambridge Analytica sampai 87 juta dan di mana terdapat 1,3 juta berada di Indonesia. Oleh karenanya kita ingin tahu kenapa bisa bocor dan dari kapan itu bocor,” kata Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum Henri Subiakto dalam sebuah acara diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/4).

 

Tags : facebook