"Memangnya enggak boleh kalau saya memanfaatkan Anies? Boleh enggak kalau saya berhubungan dengan Gubernur. Apakah salahnya saya berhubungan dengan Gubernur? Pajakku yang menggaji dia, kok rakyatnya tidak boleh menghubungi dia. Kan aneh sekali," kata Ratna di Restoran Dapur Indonesia, Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).
Disebutnya, saat itu dia tengah mengalami kesulitan karena mobilnya diderek sehingga terpikir untuk menelepon Anies. Terlebih petugas Dishub menyebut mobilnya diderek karena perintah atasan.
"Saya yang lagi dalam kesulitan, kebetulan di handphone saya ada nomor telepon dia, kemudian petugas Dishub terus mengatakan, ini perintah atasan. Yang teringat sama saya kan atasannya Gubernur. Boleh dong saya telepon?" ujarnya.
Ratna menilai Dishub DKI Jakarta merasa bersalah karena menderek mobilnya. Menurutnya, itulah alasan petugas Dishub akhirnya mengembalikan mobilnya setelah diderek.
"Saya yakin Dishub tahu dia salah. Orang yang kembailkan orang Dishub kok. Kalau dibayarin, mobil saya mungkin dilepas saja di MT Haryono," ujarnya.
Baca Juga : Anies Panggil Petugas Dishub yang Kembalikan Mobil Ratna
Ratna telah melayangkan somasi kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta terkait penderekan mobil miliknya.
Dia mempertanyakan pihak Dishub yang tidak menjalankan dengan baik Perda 5 tahun 2012 tentang perparkiran dan Perda 64 ayat 1-4 mengenai prosedur penderekan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sempat mengimbau Ratna tidak melayangkan somasi dan menggunakan jalur mediasi. Namun, Ratna mengatakan tidak akan mencabut somasi tersebut sebelum ada klarifikasi dari Pemprov DKI Jakarta.
Bahkan, Ratna menilai Sandiaga tidak mengerti permasalahan ini dan dia minta tidak berkomentar.
"Lebih baik, kalau tidak tahu persoalan, jangan berkomentar. Pak Sandi kan masih muda, saya sudah tua. Kalau diginikan terus mati cepat saya," Tutup Ratna.