Lagu Lama Anggaran Asian Games 2018

| 16 Apr 2018 20:01
Lagu Lama Anggaran Asian Games 2018
Ilustrasi
Jakarta, era.id - Rinaldi Duyo kebingungan. Bulan Agustus sudah memasuki hitungan hari. Artinya, perhelatan Asian Games 2018 makin mendekati harinya. Berbagai persiapan buat menyongsong perhelatan olah raga terbesar se-Asia itu sejatinya telah dilakukan Duyo sejak jauh-jauh hari. Tapi, makin dekat hari, pusing kepala Rinaldi malah makin menjadi.

Bukan soal atlet yang enggak siap atau rasa gentar pada lawan-lawan dari negara lain. Yang bikin Duyo enggak bisa tidur adalah kebingungannya soal bagaimana cara menutupi kebutuhan pendanaan anak asuhnya, Kontingen Jetski yang menurut Duyo jauh di bawah ekspektasi. Padahal pemerintah menargetkan dua medali emas untuk cabang olah raga yang debut di Asian Games 2018 itu. Sungguh bukan target yang ringan.

Dalam proposalnya, Pengurus Pusat Indonesia Jetsport Boating Association mengajukan anggaran sebesar Rp25,7 miliar. Namun, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) hanya menyanggupi alokasi anggaran seperlima dari yang diajukan, yakni sekitar Rp5,6 miliar. Menurut Duyo, anggaran Rp25,7 miliar itu sejatinya bakal digunakan untuk kebutuhan akomodasi, honor, suplemen, try out, try in, hingga training camp.

Menurut Duyo, pemerintah seharusnya dapat menimbang dengan lebih proporsional. Sebagai salah satu cabang olah raga prioritas, Jetski seharusnya mendapat pendanaan yang lebih layak. Menurut Duyo, tim verifikasi Kemenpora telah melakukan kekeliruan yang merugikan pihaknya. "Kami tak ingin lawan pemerintah (soal pembagian anggaran ini)," kata Duyo sebagaimana dilansir dari Antara, Senin (17/4/2018).

"Tapi, apakah yang dilaksanakan tim verifikasi sudah pas? Benar tidak anggaran sudah jelas, bagaimana metode yang dilaksanakan untuk menghitung kebutuhan tiap cabor, padahal kita dituntut untuk dapat dua emas, tapi anggaran minim sekali, ya kami tidak bisa janji," tambah Sekretaris Jenderal PP Indonesia Jetsport Boating Association itu.

Segendang sepenarian dengan Duyo, Gusti Randa, Manajer Pelatnas Gulat Indonesia untuk Asian Games 2018 juga menyampaikan keresahan serupa. Menurut Gusti, bukan cuma Jetski yang dikecewakan berat oleh jumlah anggaran yang jauh dari ekspektasi. Gulat pun merasakan. “Kalau kita bilang pagu anggaran tidak cukup, ya wajar saja. Kita minta di proposal sekitar Rp16 miliar, tapi yang keluar hanya Rp7,8 miliar,” tutur Gusti kepada era.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Asian Games dari Masa ke Masa

Meski begitu, Gusti enggak mau meratapi kondisi ini. Dia memilih untuk berhemat, sebisa mungkin mengelola anggaran minim tersebut dengan sebaik-baiknya. Yang penting bagi Gusti dan Pelatnas Gulat Indonesia untuk Asian Games 2018 adalah keberlangsungan dan perkembangan olah raga gulat di Indonesia.

“Contoh, kita punya 18 atlet, yang ditanggung dari anggaran cuma 14. Nah, empat atlet kita cari dana dari mana. Pelatih asing kita punya dua, yang ditanggung cuma satu, satunya kita usahakan sendiri agar semuanya bisa diikutkan dan berpartisipasi,” tutur Gusti.

Terkait target satu medali emas yang ditetapkan pemerintah, Gusti optimis. Menurutnya, asal semua pihak bersedia bahu-membahu, dia yakin target itu bisa tercapai. “Tidak ada pembiayaan dari swasta, kita patungan lagi, pengurus dan semuanya, saling rembukan,” tukasnya.

Baca Juga : Jatuh Bangun Indonesia di Asian Games

Infografis "Anggaran Asian Games 2018" (Retno Ayuningtyas/era.id)

Lagu lama

Ironi soal anggaran ini selalu jadi momok setiap kali bangsa ini mengikuti ajang-ajang olah raga internasional. Pemerintah dianggap enggak maksimal dalam memberikan dukungan finansial. Padahal, asupan dana yang maksimal dianggap bisa dijadikan pelecut semangat para atlet.

Belum lagi soal dikotomi cabang olah raga prioritas dan nonprioritas yang dibuat, yang malah menimbulkan kecemburuan sosial di antara para atlet. Ya, meski pun adil itu bukan berarti sama. Tapi, tetap saja, sedikit banyak hal itu pasti berpengaruh terhadap mental tanding para atlet di lapangan.

Ketidakpuasan para atlet pada sistem penganggaran yang ditetapkan pemerintah pun telah ditunjukkan secara terang-terangan. Dalam momen penandatanganan Memorandum of Undestanding (MoU) terkait penyerahan dana dari Kemenpora pada awal Januari lalu misalnya.

Baca Juga : Tiga Jawara Indonesia di Asian Games

Saat itu, sejumlah cabang olah raga menolak menandatangani MoU tersebut. Alasannya, kebanyakan dari mereka keberatan dengan jumlah anggaran yang jauh dari ekspektasi. Membawa nama Forum Cabang Olah Raga Asian Games, beberapa perwakilan cabang olahraga seperti jetski, menembak, senam, sambo, dan tinju menyatakan keberatan terhadap pemangkasan anggaran pembinaan Asian Games.

Soal cabang olah raga prioritas dan nonprioritas itu, Kemenpora bersama KONI menetapkan alokasi anggaran sebesar 30,7 persen atau Rp169,51 miliar buat 15 cabang olah raga potensial. Sedang sisanya, sebesar Rp381,5 miliar dialokasikan kepada 25 cabang olah raga lain.

Diketahui, pembagian anggaran pelatnas kali ini enggak lagi disalurkan melalui Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Kemenpora dan KONI sekarang bertanggung jawab penuh mengalirkan anggaran kepada cabang-cabang olah raga peserta Asian Games.

Rekomendasi