"Pak Syarif yang pertama meminta ketemu dan alhamdulillah hari Selasa kemarin kami ketemu di DPP PKS. Pak Syarif bilang akan di-follow up dengan pertemuan bersama pak SBY," katanya, ketika dihubungi, di Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Namun, Sohibul mengatakan, sampai saat ini dia belum mendapat kabar kapan pertemuan tersebut dilangsungkan. Tapi, pertemuan ini kemungkinan terjadi setelah SBY melangsungkan safari ke Banten.
"Kalau dari pembicaraan dengan pak Syarif sih katanya pak SBY ingin diskusi terkait kemungkinan munculnya poros ketiga," ucapnya.
Dihubungi terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku, gembira perihal rencana pertemuan ketua umumnya dengan SBY. Menurut dia, dengan pertemuan tersebut akan membentuk komunikasi politik yang intensif antar elite partai.
"PKS tentu gembira dengan komunikasi intensif antar elite. Menyejukkan. Membincangkan urusan bangsa. PKS terbuka untuk bertemu. Walau posisi saat ini kita sudah kian dekat untuk deklarasi bersama Gerindra," kata Mardani.
Baca Juga : SBY Bakal Bertemu PKS Bahas Pemilu
Sementara itu, Partai Gerindra mengaku tak masalah PKS bertemu dengan Partai Demokrat. Meski Partai Gerindra dan PKS dikenal karib, Partai Gerindra tidak akan mengintervensi PKS untuk berkomunikasi dengan siapapun.
"Jadi dalam politik ini kita masing-masing punya fatsun saling menghormati saling menghargai. Kita tentu tidak bisa mengatur mengintervensi partai lain. Jadi kami mempersilakan semua partai untuk silturahmi, koordinasi dan lobi," ujar Riza saat dihubungi.
Baca Juga : PKS Kasih Syarat Gerindra Kalau Mau Koalisi
Menurutnya pertemuan PKS dan Partai Demokrat hanya membahas situasi politik nasional bukan merancang koalisi di Pemilu 2019. Dia yakin PKS belum akan memutuskan koalisi saat pertemuan dengan Partai Demokrat.
"Kami yakin Demokrat dan SBY sekalipun mau ketemu dan lobi PKS dalam rangka silaturahmi membangun komitmen yang sama untuk NKRI bangsa negara dan rakyat, kita yakin itu," kata Riza.
Saat ini, baru ada dua tokoh yang disebut bakal maju dalam Pemilu 2019. Di antaranya, Joko Widodo yang diusung oleh PDIP, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Hanura, PPP dan PKB.
Sementara, Prabowo Subianto didukung oleh Partai Gerindra dan PKS yang sebentar lagi menyusul. Sedangkan PAN dan Partai Demokrat belum memutuskan memberikan dukungannya.