Siapakah Tri Mumpuni, Kartini Pembawa Terang Masyarakat

| 21 Apr 2018 08:20
Siapakah Tri Mumpuni, Kartini Pembawa Terang Masyarakat
Ilustrasi Tri Mumpuni (Rahmad/era.id)
Jakarta, era.id - "Habis gelap terbitlah terang," sebuah ungkapan paling masyhur dari R.A Kartini, yang menjelma jadi inspirasi berjemaah perempuan-perempuan Indonesia dalam tahun-tahun setelah kematiannya pada 17 September 1904, termasuk Tri Mumpuni. Siapakah Tri Mumpuni? Dia seorang sociopreneur yang sesuai ungkapan Kartini, berhasil membawa terang bagi banyak masyarakat di daerah terpencil lewat pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang ia bangun.

PLTMH buatan Tri Mumpuni sudah berhasil menerangi lebih dari 60 wilayah terpencil dan terisolasi di seluruh Indonesia. Kisah Tri Mumpuni dan PLTMH-nya ini menjadi solusi ampuh buat sulitnya membangun infrastruktur yang dapat dijangkau oleh PLN. 

Kisah Tri Mumpuni ini dimulai dari Gunung Halimun, Jawa Barat, di dua dusun di wilayah itu, Dusun Palanggaran dan Cicamet. Di sana, Tri Mumpuni berhasil menyediakan listrik lewat pembangunan PLTMH. Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Sosial Ekonomi Pertanian ini, sadar betul Indonesia adalah negara dengan sumber air yang melimpah. Hal itulah yang dimanfaatkan oleh Tri Mumpuni, memanfaatkan tenaga air untuk dijadikan listrik.

Hal itu disadari Tri Mumpuni setelah seringnya ia dan suaminya berkeliling ke desa-desa. Melihat kondisi pedesaan-pedesaan itu, Tri Mumpuni kemudian sadar bahwa sumber daya air di pedesaan sejatinya sangat melimpah, yang ia sadari betul sebagai potensi besar untuk diberdayakan sebagai sumber energi.

“Indonesia negara yang sangat berlimpah sumber airnya. Kita dirahmati Allah SWT memiliki gunung, hutan, dan khusus untuk mikro hidro ini kita melihat banyak sekali daerah-daerah yang secara geografis memungkinkan dibangunnya mikro hidro," imbuh Tri Mumpuni sebagaimana dikutip dari situs Forum Alumni IPB.

"Kita melihat banyak sungai memiliki perbedaaan ketinggian. Pada prinsipnya mikrohidro itu dari sungai yang punya ketinggian sehingga kita ambil airnya untuk bisa dibangkitkan menjadi energi listrik,” tambah Tri.

Meski sadar bahwa rencana itu bukan rencana yang mudah untuk dilakukan, Tri nyatanya tetap maju. Menurut Tri, tantangan terbesar dalam membuat PLTMH adalah belum tersedianya kabel distribusi listrik di pedesaan kecil. Tapi, memang dasarnya niat itu sudah tertanam cukup dalam di hati, Tri Mumpuni enggak mundur barang sejengkal juga.

Dan betul saja. Perjuangan Tri Mumpuni ini dapat pengakuan penting. Atas kontribusinya menerangi daerah terpencil di Indonesia, Tri Mumpuni mendapat apresiasi dari Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama yang pernah menyebut nama Tri Mumpuni dalam pertemuan para wirausaha dari negara-negara muslim yang bertajuk Presidential Summit on Entrepreneurship pada 27 April 2010 lalu.

Keren, ya, guys?!

Infografis Tri Mumpuni (Rahmad Bagus/era.id)

Tahap pembuatan PLTMH

Untuk membuat sebuah PLTMH, langkah awal yang dilakukan oleh Tri adalah melakukan dialog dengan Kepala Desa setempat untuk berkoordinasi dan melakukan pengumpulan data untuk merancang perencanaan teknis, termasuk mencari pendanaan untuk memulai pembangunan PLTMH. 

Meski ini merupakan kisah Tri Mumpuni, nyatanya Tri Mumpuni bukan satu-satunya protagonis dalam kisahnya sendiri. Di belakang Tri Mumpuni, ada sejumlah donatur yang bersedia menyumbangkan dana untuk pembangunan PLTMH Tri Mumpuni. Tri Mumpuni memang bukan orang sembarangan. Pergaulannya cukup luas. Perempuan yang juga seorang pilantropis ini merupakan pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA).

Nah, peran tim yang ia bentuk di IBEKA ini pun sangat besar dalam perjuangan yang dilakukan Tri Mumpuni. Setelah donatur didapat, tim dari IBEKA ini akan langsung dikirim untuk membangun komunitas sebagai wadah komunikasi bersama masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan itu.

Setelah itu, masyarakat diminta membuat tim yang memiliki struktur badan organisasi yang jelas untuk diatur kemudian sebagai operator turbin nantinya. Tim yang sudah dibentuk akan diberikan pengetahuan yang cukup untuk mengoperasikan mesin turbin dan menghitung segala biaya pengeluaran dan biaya pemeliharaan dari PLTMH tersebut.

Dalam setiap membangun PLTMH, Tri Mumpuni selalu memberikan sejumlah syarat, yaitu masyarakat diwajibkan menjaga keadaan lingkungan disekitar PLTMH. Selain itu, Tri Mumpuni juga melarang penebangan hutan dan vegetasi. Selain demi menjaga keberlangsungan alam, hal ini harus dilakukan karena PLTMH hanya dapat menjalankan fungsinya secara terus-menerus jika tangkapan air di hulu luasnya mencapai 30 kilometer persegi.

Selain mendapat apresiasi dari Obama, sejumlah penghargaan bergengsi seperti Climate Hero 2005, Ramon Magsaysay Awards 2011, dan Ashden Awards di tahun 2012.

Rekomendasi