Presiden Pantau Penanganan Dampak Gempa Banjarnegara

| 21 Apr 2018 17:42
Presiden Pantau Penanganan Dampak Gempa Banjarnegara
Gempa Banjarnegara (Sumber: BNPB)
Jakarta, era.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei terus melaporkan perkembangan penanganan dampak gempa yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, kepada Presiden Joko Widodo.

“Presiden telah memerintahkan agar BNPB mengoordinasi potensi pemerintah pusat untuk mendampingi dan membantu Pemda Banjarnegara agar penanganan dampak gempa dapat diselesaikan dengan cepat dan baik,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (21/4/2018).

Baca Juga : Gempa 4,4 SR Guncang Banjarnegara

Sutopo juga menyebut Presiden Jokowi telah memerintahkan agar korban jiwa akibat gempa dapat ditangani dengan baik, termasuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi. Selain itu, Jokowi juga meminta agar BNPB menyiapkan sekolah darurat agar para siswa sekolah yang sedang ujian tidak terganggu.

"Untuk perbaikan rumah dan fasilitas umum yang rusak akibat gempa dilakukan segera setelah pendataan selesai dan ditetapkan oleh Bupati Banjarnegara," jelas Sutopo.

Dalam keterangan tertulis itu, Sutopo juga menyebut ada sekitar 908 kepala keluarga yang terdiri dari 3.506 orang pengungsi dalam daftar sementara. Mobilitas pengungsi yang masih tinggi menyebabkan mereka sulit didata, sehingga jumlah mereka terus berubah. Untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka beserta para relawan Pos Dapur Umum juga menyiapkan makanan siap saji sebanyak 3.500 bungkus per hari.

Dari jumlah pengungsi tersebut, Sutopo juga menyebut sebanyak 187 orang telah memeriksa kesehatan mereka. Beberapa dari mereka didiagnosa terkena hipertensi, diare, dan gangguan psikis. "Hingga saat ini, Kepala BNPB dan Tim Reaksi Cepat BNPB masih di lokasi bencana untuk mendampingi BPBD Banjarnegara dalam penanganan darurat," ungkapnya.

Baca Juga : Perbaikan Jembatan Cincin Lama Selesai Sebelum Lebaran

Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari yaitu sejak 18 April hingga 24 April.

Dari gempa 4,4 skala richter yang terjadi pada 18 April yang lalu, tercatat ada dua orang korban meninggal dunia dan 21 orang luka-luka. Diperkirakan 316 rumah juga rusak. Tak hanya itu fasilitas umum seperti masjid dan sekolah pun ikut rusak.

Gempa dengan intensitas kecil pun masih terjadi beberapa kali. Namun tak menimbulkan kepanikan terhadap warga. BPBN juga menghimbau agar warga tak terpengaruh dengan berita bohong yang seringkali tersiar melalui pesan singkat.

Tags : gempa
Rekomendasi