Pangab Wiranto Instruksikan Cari Orang Hilang

| 25 Apr 2018 06:05
Pangab Wiranto Instruksikan Cari Orang Hilang
Ilustrasi Jenderal Wiranto, selaku Menhankam dan Panglima ABRI (Hilda/era.id)
Jakarta, era.id - Tepat 20 tahun lalu, 25 April 1998, suasana di sejumlah daerah masih terus bergejolak. Menuntut dipercepatnya berbagai agenda reformasi. Tapi ada yang jadi fokus perhatian, sebuah instruksi dari Jenderal Wiranto, selaku Menhankam dan Panglima ABRI kala itu.

Masih dalam suasana peringatan 20 tahun reformasi, kami mau ajak kamu kembali jauh ke belakang. Untuk mengenang sejumlah warga yang hilang, raib tanpa bekas. Rata-rata dari mereka adalah aktivis pergerakan yang bikin gerah Presiden Soeharto.

Ya, perjalanan reformasi 20 tahun yang lalu tidak bisa dilepaskan dari pemberitaan terkait 'orang hilang'. Ke mana mereka? Entah, tidak ada yang tahu. Kuat dugaan orang-orang ini sengaja dihilangkan karena banyak sebab, seperti menentang penguasa atau dianggap mengganggu stabilitas bangsa.

Pangab Wiranto kala itu memberikan instruksi kepada Polri, untuk segera membantu mencari orang-orang yang dilaporkan hilang. Ada dugaan, orang-orang tersebut hilang karena diculik rezim Orde Baru. Namun, sampai berita ini ditayangkan, cerita itu masih menjadi misteri yang tidak jelas juntrungannya. 

Berita soal instruksi Wiranto ini, kami harus akui, minim pemberitaan. Boleh dibilang, sulit sekali menelusuri instruksi tersebut meskipun disampaikan seorang tokoh besar pada masanya. Karena kesulitan ini, sulit untuk melacak detail instruksi Wiranto tersebut, apakah orang hilang yang dimaksud adalah mereka (para aktivis) yang terkait aksi demonstrasi di tahun 1998? Ataukah orang-orang hilang dalam kasus kriminal lainnya?

Baca Juga : Pengumuman 32 Bank yang Sekarat

Salah satu sumber yang bisa ditelisik soal instruksi ini melalui keterangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY yang kala itu menjabat sebagai Kepala Staf Sosial Politik (Kassospol) ABRI bercerita soal instruksi Wiranto saat menghadiri acara Forum Studi Nasional Mahasiswa Indonesia ke-3 di Taman Mini Indonesia Indah. SBY saat itu membacakan makalah Wiranto dalam acara yang dimotori Himpunan Mahasiswa Islam ini.

SBY menjelaskan, Menhankam Wiranto telah memberi instruksi, ABRI akan turut mendukung, mempertahankan kemapanan dan kesinambungan sepanjang hal itu masih diperlukan oleh Indonesia. ABRI tidak akan pernah berkompromi dengan pikiran dan upaya yang mengancam Pancasila dan UUD 1945 serta persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, ABRI juga berkomitmen mempertahankan berlangsungnya kesinambungan pembangunan dan kestabilan nasional.

Wiranto kerap kali memosisikan ABRI sebagai pembela Pancasila dan ada untuk masyarakat. Walaupun fakta di lapangan, kenyataannya ABRI justru bersitegang dengan banyak pihak, terutama dengan aksi demonstran di jalanan Ibu Kota kala itu.

Instruksi Wiranto dipandang sebagai upaya untuk merestorasi citra ABRI yang sudah telanjur lekat dengan pelanggaran HAM. Di rangkaian kisah selanjutnya, tidak ada kelanjutan yang jelas mengenai instruksi ini.

Justru dalam beberapa rangkaian ke depan, malah akan terlihat bagaimana faksi-faksi di dalam ABRI melakukan manuver untuk menculik sejumlah aktivis pro-reformasi. Beberapa di antaranya berhasil kembali, lainnya masih hilang hingga kini.

Baca Juga : Reformasi, 20 Tahun Lalu di Indonesia

Rekomendasi