Dengan adanya kemajuan teknologi yang begitu cepat ini, kata Jokowi, masyarakat harus mampu ikut bergerak cepat jika tak ingin tertinggal.
"Kemajuan teknologi informasi yang begitu sangat cepatnya di mana-mana, artificial intellegence, internet of things. Oleh sebab itu, kalau kita tidak bergerak capat sekali lagi kita akan ditinggal," kata Jokowi saat pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018).
Jokowi berkata, perkembangan teknologi dan globalisasi juga membuat persaingan menjadi lebih ketat. "Bukan yang kuat mengalahkan yang lemah, tapi yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Kuncinya ada di situ," ujarnya.
Perkembangan teknologi ini juga meningkatkan potensi produktivitas waktu. Namun demikian, Jokowi menyebut, banyak orang yang tidak dapat menggarap potensi produktivitas waktu ini dengan baik.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam mengelola waktu di tengah percepatan zaman akibat teknologi.
"Dengan waktu yang lewatnya begitu cepat, dengan teknologi yang begitu banyak, setiap menit, setiap jam, setiap hari, waktu itu benar-benar jadi komoditas yang mahal sekali kalau kita bisa memanfaatkan itu," tuturnya.
Jokowi melihat, negara tetangga sudah berhasil membuat sejumlah inovasi yang begitu canggih dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti robot pencetak rumah, hingga robot pembersih karpet.
Dia pun ingin bangsa Indonesia tak tertinggal. Asalkan, kata Jokowi, masyarakat harus mau melakukan lompatan besar seperti negara lain tadi.
Sementara itu, dari pihak pemerintah, awal April 2018 kemarin Jokowi telah meresmikan Making Indonesia 4.0, yang merupakan peta dan strategi Indonesia untuk menerapkan revolusi industri 4.0.
"Ini upaya pemerintah menghadapi revolusi industri keempat. Revolusi industri 4.0 sudah di depan kita," ujar Jokowi.