Agenda di Balik Kritik Amien Rais

| 07 May 2018 14:55
Agenda di Balik Kritik Amien Rais
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Amien Rais kembali berceloteh. Kini, celotehanya disampaikan di hadapan jamaah Pengajian Jelang Romadon (Pajero) di alun-alun Banjarnegara, Minggu (6/5) kemarin. 

Dalam celotehannya, Amies Rais menyebut pemimpin yang tidak memikirkan rakyat tetapi menjadi agen kekuatan asing adalah pemimpin sontoloyo. Tak hanya itu, Amien juga menilai kinerja pemimpin saat ini tidak berhasil. Menurut dia, yang dilakukan pemimpin saat ini bekerja tidak sesuai dengan janji kampanyenya dulu.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mengatakan, langkah Amien dalam mengkritik pemerintahan itu, telah dihitung secara matang. 

Baca Juga: Amien Rais dan Kontroversinya

Kata dia, berdasar perhitungan, PAN tak akan mendapat keuntungan elektoral jika tetap mendukung Jokowi di Pemilu 2019. Sehingga, partai berlambang matahari itu melakukan kritik untuk mencari ceruk elektoral.

"Jika PAN gabung Jokowi justru rugi. Karena terbukti hanya PDIP yang menikmati elektoral Jokowi sebagai incumbent. Sedang partai-partai koalisi lain termasuk PAN tidak diuntungkan," kata Ujang saat dihubungi era.id, Senin (7/5/2018). 

Selain itu, Ujang menyebut Amien Rais punya agenda tersendiri, yaitu mengganti kepemimpinan nasional 2019. Karena itu, kritik seperti ini terus dia gaungkan.

"Agenda Amien Rais sangat jelas, yaitu agenda pergantian kepemimpinan nasional di 2019. Dan itu sah karena berjuang mengganti presiden melalui pemilu," ujar Ujang.

Baca Juga: Pak Amien, Apakah Tuhan Berpolitik?

Dia menambahkan, masyarakat punya hak untuk menerima atau menolak kritikan Amien terhadap pemerintah sekarang. Sambil dia mengingatkan supaya kritik harus didasarkan dengan fakta.

"Pemimpin yang demokratis tentu memberi ruang kepada para pengkritik untuk mengkritik secara tajam dan keras. Namun harus berdasar pada fakta," ujarnya.

Amien Rais memang dikenal sebagai figur yang kerap mengkritisi pemerintah. Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan mengakui bukan Amien Rais namanya jika tidak memberikan kritik pada penguasa.

Amien pernah mengkritik keras pemerintah setelah Presiden Joko Widodo membagikan sertifikat tanah. Kritik dari Amien dibalas keras Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Luhut memperingati Amien tidak asal-asalan mengkritik.

Pada masa Pilpres 2014, Amien yang berdiri bersama PAN sebagai partai pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai capres-cawapres menyatakan Prabowo tidak punya dosa masa lalu dalam bentuk pelanggaran HAM. Amien mengatakan, rekam jejak Prabowo sudah teruji pada pemilu sebelumnya dan isu pelanggaran HAM sudah terbantahkan dengan sendirinya.

Rekomendasi