Jokowi Kesal BUMN Disuntik PMN Terus, Denny Siregar: Biar Pada Bener Kerjanya

| 17 Oct 2021 14:58
Jokowi Kesal BUMN Disuntik PMN Terus, Denny Siregar: Biar Pada Bener Kerjanya
Presiden Joko Widodo (Dok. BPMI)

ERA.id - Presiden Joko Widodo mengaku kerap merasa malu dengan negara lain. Penyebabnya karena banyak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak mau merespons ajakan kerja sama dengan negara lain.

Padahal Jokowi sudah membukaan pintu agar perusahaan pelat merah semakin berkembang. Pegiat media sosial Denny Siregar pun mengomentari kabar tersebut.

"Saya sudah bukakan pintu, nggak ada respons apa-apa. Saya sering malu, terus terang saja. Sudah bukakan pintu, bukakan pintu, tapi nggak ada yang respons ke sana," kata Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (17/10/2021).

"Tuh kang @erickthohir, diomelin @jokowi. Biar pada bener kerjanya. Bosnya bener, anak buahnya lelet, ya ga maju2 negara ini..," katanya lewat akun Twitternya, Dennysiregar7, Minggu (17/10/2021).

Presiden Joko Widodo menginginkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat bersaing di kancah internasional. Oleh karena itu, perlu adanya kemampuan merespons dan mengadaptasi secepat-cepatnya terhadap era revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, dan pandemi Covid-19.

Demikian disampaikan Presiden saat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Hotel Meruorah Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, 14 Oktober 2021.

“Ini mau kita bawa, BUMN ini go global, bersaing di internasional. Jadi, ya mulai harus menata, adaptasi pada model bisnisnya, teknologinya, paling penting ini. Dunia sudah kayak gini, revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, ada pandemi,” ucap Presiden.

Kepala Negara meminta seluruh perusahaan BUMN untuk dapat beradaptasi pada model bisnis baru seiring dengan perkembangan teknologi, salah satunya dengan bekerja sama dan berkolaborasi dengan perusahaan global lainnya.

“Kalau mau cepat, kita beradaptasi itu, cara yang paling cepat adalah ber-partner, perusahaan global mana yang paling baik, ajak, pasti mau itu dengan kita,” ucapnya.

Di samping itu, Presiden pun mengingatkan perusahaan BUMN untuk memperhatikan aspek perekonomian dan indikator tingkat efisiensi dari investasinya atau internal rate of return (IRR).

“Tolong dihitung, karena apa pun BUMN ini adalah perusahaan negara, social impact-nya dihitung juga. Dan yang paling penting, review terus keekonomiannya. Berhitung, kalkulasi, sehingga kita bisa tahu pertumbuhan ke depan itu akan seperti apa,” tutur Kepala Negara.

Presiden menuturkan, untuk dapat bertahan pada era revolusi industri 4.0, suatu perusahaan perlu menyiapkan SDM dan ekosistemnya agar dapat beradaptasi pada perkembangan teknologi tersebut.

“Yang namanya transformasi bisnis, yang namanya adaptasi teknologi sudah menjadi keharusan dan tidak bisa tidak. Kita hanya hitungan kita, kita ini balapan,” tandas Presiden.

Rekomendasi